Memahami Fungsi Lampu Cek Engine di Mobil
Memahami Fungsi Lampu Cek Engine di Mobil - Hallo semua Bengkel Karya Prima Motor, Pada Postingan kali ini yang berjudul Memahami Fungsi Lampu Cek Engine di Mobil, telah kami persiapkan dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Analisa Keluhan, ini dapat anda pahami. dan bermanfaat, selamat membaca.
Judul : Memahami Fungsi Lampu Cek Engine di Mobil
link : Memahami Fungsi Lampu Cek Engine di Mobil
Judul : Memahami Fungsi Lampu Cek Engine di Mobil
link : Memahami Fungsi Lampu Cek Engine di Mobil
Memahami Fungsi Lampu Cek Engine di Mobil
Lampu engine atau Check Engine Light atau yang biasanya disebut lampu MIL ( Malfunction Indicator Lamp ) berfungsi untuk memberikan peringatan pada pengemudi saat sistem OBD II mendeteksi adanya kerusakan pada sistem kontrol mesin, seperti kerusakan pada sensor-sensor dan Control Unit.
Lampu ini dapat terus menyala atau kadang-kadang menyala tergantung jenis dan tingkat kerusakan yang dideteksi.
Beberapa orang akan menjadi panik saat lampu check engine tiba – tiba menyala. Takut mesin mengalami masalah kerusakan yang sangat berat, tapi sebaiknya kita jangan terlalu panik atau jangan terlalu takut, karena pada beberapa kasus,
kerusakan yang terjadi saat lampu check engine menyala biasanya tidak terlalu berat, dan sifatnya tidak memerlukan perbaikan dengan segera.
Sebagai gambaran, kita harus memahami cara kerja lampu check engine. Saat sistem OBD II mendeteksi adanya kerusakan yang dapat mempengaruhi tingkat emisi gas buang kendaraan, maka ECU akan menyimpan “ Pending Code “ pada memorinya.
Lampu check engine belum menyala karena sistem OBD II akan memastikan terlebih dahulu apakah masalah itu benar – benar nyata ataukah hanya kerusakan yang bersifat sementara saja.
Jika kerusakan yang sama terjadi lagi pada trip yang kedua ( pada kondisi pengendaraan yang sama ) sistem OBD II akan menampilkan DTC dan menyalakan lampu Check engine.
Apa yang harus dilakukan saat lampu check engine menyala
Jika tidak ada lampu lain yang menyala seperti lampu tekanan oli, temperatur mesin, atau lampu pengisian, dan kendaraan hidup dengan normal ( suara mesin normal, tidak terdapat bau yang menyegat , getaran mesin normal dan tidak terdapat tanda kerusakan lainnya ) maka tidak perlu panik untuk segera melakukan sesuatu.
Tapi pada kondisi yang tepat dan aman, anda perlu mencari tahu kenapa lampu check engine menyala
Menggunakan Scantool
Satu – satunya cara untuk mengetahui penyebab lampu check engine menyala adalah dengan menghubungkan scantool atau code reader dengan Socket 16 pin OBD II yang terdapat dibawah dashboard / instrument panel untuk membaca kode kerusakan yang tersimpan di ECU.
Socket OBD II |
Anda dapat membawa kendaraan anda ke toko spare part yang mempunyai alat scan tool yang biasanya menggratiskan biaya pemeriksaan, jika tidak terdapat toko sparepart yang mempunyai alat diagnosa, maka kendaraaan harus dibawa kebengkel atau dealer untuk melakukan diagnosa.
Namun hati – hati biasanya harga yang diberikan bengkel atau dealer untuk melakukan diagnosa cukup mahal, berkisar antara Rp 300.000 sampai 1000.000,
belum termasuk ongkos perbaikan dan penggantian spare part. Dengan angka yang sama anda dapat membeli code reader atau basic scantool dan dapat melakukan pemeriksaan sendiri.
Membaca DTC
Saat anda menghubungkan code reader atau scantool ke socket diagnostic, scantool akan menampilkan DTC yang tersimpan pada memory ECU. Mungkin hanya terdapat satu DTC, namun bisa juga lebih dari satu, basic scantool hanya akan menampilkan angka kode kerusakan.
Kemudian anda perlu menerjemahkan angka tersebut dengan melihat buku referensi manual atau memeriksa secara online melalui internet. Scantool yang lebih baik akan menampilkan angka dengan penjelasan singkat mengenai DTC yang muncul.
Catat kode DTC yang muncul berikut penjelasannya dari repair manual.
Langkah apa yang harus dilakukan kemudian adalah tergantung pada kode DTC yang muncul. Kode DTC sendiri tidak akan memberi tahu komponen apa yang harus diganti, namun hanya memberi petunjuk sistem atau sirkuit kompenen yang mengalami masalah, contohnya oksigen sensor, atau mengatakan sifat kerusakan yang terjadi, contohnya Engine misfire.
Diagnosa lebih lanjut dan lebih dalam sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kerusakan tersebut, menemukan penyebab kerusakan serta menentukan komponen apa yang harus diganti.
Proses diagnosa seperti ini ini kadang membutuhkan diagram diagnosa yang panjang dan prosedur langkah demi langkah untuk memeriksa berbagai macam kemungkinan.
Informasi trouble shooting seperti ini hanya dapat ditemukan pada repair manual atau melalui situs – situs yang menyediakan informasi trouble shooting seperti situs ALL DATA.
Kode kerusakan yang agak sulit untuk di diagnosa adalah kode yang berhubungan dengan kerusakan misfire. Sistem OBD II dapat mendeteksi misfire yang terjadi pada masing – masing silinder atau misfire yang terjadi secara acak.
Jika terdapat DTC yang menunjukkan misfire pada satu silinder ( contoh kode P0301 untuk silinder 1 ) , hal ini hanya mengatakan bahwa silinder 1 mengalami misfire, bukan kenapa silinder 1 mengalami misfire.
Beberapa Kemungkinan penyebab munculnya kode kerusakan misfire :
- Busi yang kotor atau aus
- Kabel busi
- Ignition coil yang lemah pada sistem pengapian DIS
- Injektor yang kotor atau rusak
- Kompresi mesin bermasalah yang dapat diakibatkan kebocoran dari katup, kebocoran gasket cylinder head atau cam lobe yang aus.
Seperti anda lihat banyak sekali kemungkinan yang menyebabkan munculnya DTC tersebut, oleh karena itu dibutuhkan keahlian diagnosa untuk memastikan penyebab kerusakan dan menentukan komponen apa yang harus diganti.
Kode misfire secara acak atau Random misfire ( P0300 ) lebih sulit lagi untuk di analisa karena kemungkinan penyebabnya juga lebih banyak. Random misfire biasanya dapat diartikan bahwa mesin bekerja denga campuran yang terlalu kurus yang bisa disebabkan oleh :
1. Kebocoran saluran vacum yang sangat kecil
2. Injector yang kotor
3. Tekanan bahan bakar yang rendah
4. Ignition coil yang lemah
5. Kabel busi
6. Kompresi mesin yang rendah
Hati – hati dengan kode DTC "Palsu"
Pada beberapa kondisi, kode DTC akan muncul yang menunjukkan seolah – olah telah terjadi kerusakan, namun padahal sesungguhnya bukan kerusakan.
Beberapa kendaraan akan menampilkan kode DTC karena sistem OBD II nya sangat sensitif atau gangguan pada software ECU.
Sebagai contoh, kendaraan GM yang cukup tua dengan mesin 3.8 liter sering sekali menampilkan kode P1046, yang menunjukkan gangguan pada EGR valve.
Mengganti EGR valve ternyata tidak mengatasi masalah ini, karena penyebanya adalah Sistem OBD II yang sangat sensitif terhadap kecepatan pembukaan EGR valve saat diperintahkan membuka oleh ECU.
Perbaikan yang harus dilakukan adalah dengan membawa kendaraan ke dealer untuk melakukan program ulang komputer mobil atau yang disebut “reflash ECU “, yaitu dengan memberikan software baru pada ECU untuk mengatasi masalah tersebut. Proses ini biasanya membutuhkan biaya sekitar Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000.
Pabrikan otomotif sering menerbitkan Technical Service Bulletin ( TSB ) yang memberitahukan cara mengatasi tipe masalah – masalah seperti ini.
Informasi Service Bulletin dapat kita lihat pada website resmi pabrikan otomotif atau melalui situs – situs seperti Alldata.
Cara mematikan lampu Check engine
Lampu check engine OBD II akan terus menyala selama kerusakan belum diperbaiki.
Jika terjadi kerusakan intermittent, namun kerusakan tersebut tidak muncul lagi selama 3 trip secara berurutan, maka lampu check engine akan mati , namun kode kerusakan DTC akan tetap tersimpan pada memory ECU.
Jika kerusakan tidak terjadi lagi dalam 40 – 50 trip maka DTC secara otomatis akan dihapus dari memori ECU.
Cara yang paling aman untuk menghapus kode DTC adalah dengan menggunakan scantool atau code reader. Kebanyakan alat – alat tersebut mempunyai tombol atau fungsi untuk menghapus kode DTC dengan tulisan atau keterangan seperti “ clear code ? “ atau “ Erase DTC “.
Jika anda menekan tombol atau memilih opsi tersebut maka kode DTC akan terhapus dari memori ECU, hal ini akan membuat kendaraan kembali ke titik Nol.
SARAN :
Catat DTC yang telah dibaca sebelumnya, sebelum kita menghapus DTC. Jangan anggap kita akan selalu ingat kode tersebut, karena biasanya dalam beberapa hari kita akan segera melupakannya.
Jika lampu check engine menyala kembali ( biasanya jika kerusakan tersebut cukup parah ), anda dapat memeriksa kode DTC yang timbul apakah sama dengan yang sebelumnya.
Hal ini untuk memberikan konfirmasi bahwa kita mempunyai masalah yang menyangkut dengan emisi yang membutuhkan diagnosa lebih lanjut dan kemungkinan memerlukan perbaikan.
NOTE:
Banyak kerusakan yang berhubungan dengan sistem emisi tidak menunjukkan efek secara langsung pada kerja mesin, sehingga kita cenderung untuk mengabaikannya, semua terserah pada anda.
Namun jika kita tinggal di negara yang mewajibkan pemeriksaan emisi gas buang secara berkala, maka dapat dipastikan kendaraan dengan lampu check engine yang menyala tidak akan lolos dari uji emisi tersebut.
Pada kendaraan yang lebih tua, yang belum menggunakan sistem OBD II ( dibawah tahun 1995 ), DTC yang tersimpan di dalam memori ECU dapat dihapus dengan melepaskan kabel baterai.
Dengan melepaskan kabel negatif baterai selama kira – kira 10 detik dan kemudian disambungkan lagi akan mereset komputer.
Namun hal itu juga akan menghapus memori adaptasi ECU, yang artinya kemungkinan bisa menyebabkan putaran idle mesin menjadi tidak stabil
atau menjadi sedikit rendah selama beberapa waktu sampai ECU dapat mempelajari kembali apa yang perlu di ketahui oleh ECU.
Hal yang sama juga terjadi pada sistem kontrol transmisi otomatis. Memori saluran radio yang tersimpan juga akan hilang, dan beberapa setingan electronic ( memory seat, mirror dll ). Itulah pentingnya menghapus dtc dengan menggunakan Scantool.
WARNING :
Pada kendaraan produksi 1996 keatas atau kendaraan yang sudah dilengkapi dengan OBD II terbaru, menghapus DTC dengan mencabut fuse ECU atau dengan melepas kabel negatif baterai kemungkinan tidak dapat menghapus Kode kerusakan,
malah ada resiko ECU akan kehilangan informasi – informasi penting yang sangat dibutuhkan oleh ECU agar dapat bekerja dengan baik.
Hal ini pasti akan terjadi pada kendaraan tahun 2004 keatas yang sudah menggunakan sistem komunikasi kelistrikan CAN ( Control Area Network ).
JANGAN LEPASKAN BATERAI PADA KENDARAAN SEPERTI INI !!!.
Pada beberapa kendaraan, jika ECU kehilangan tegangan listrik maka dapat mengakibatkan ECU kehilangan memori setingan transmisi otomatis, Fungsi climate control, dan beberapa data penting lainnya.
Hal ini dapat mengakibatkan kita terpaksa harus ke dealer resmi untuk melakukan pemrograman ulang pada ECU untuk mengembalikan data yang hilang tersebut.