Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil - Hallo semua Bengkel Karya Prima Motor, Pada Postingan kali ini yang berjudul Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil, telah kami persiapkan dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Analisa Keluhan, ini dapat anda pahami. dan bermanfaat, selamat membaca.
Judul : Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
link : Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil - Hallo sahabat Bengkel Karya Prima Motor, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Diagnosa dan Perbaikan mobil, Artikel Lampu Cek Engine, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
link : Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
Saat hal ini terjadi, sistem OBD II akan menyimpan satu atau lebih kode kerusakan DTC (Diagnostic Trouble Code) terkait dengan kerusakan yang dideteksi.
Untuk mebaca kode DTC tersebut diperlukan sebuah scantool atau code reader yang dihubungkan ke diagnostic connector 16 pin yang umumnya berada dibawah dashboard dekat dengan steering column. Alat scantool tersebut akan menampilkan kode DTC yang menjadi penyebab lampu cek engine menyala.
Agar dapat membaca kode DTC dengan akurat diperlukan sebuah scantool yang mumpuni. Pada kendaraan dibawah tahun 1996 dibutuhkan scantool OBD I yang dilegkapi dengan adapter yang sesuai dengan diagnostic connector pada mobil, bentuk diagnostic connector pada mobil produksi dibawah tahun 1996 berbeda-beda pada tiap mobil. Pada mobil produksi tahun 1996 keatas, bentuk diagnostic connector dibuat seragam namun software dan hardware yang dibutuhkan untuk membaca kode DTC bervariasi tergantung merk, model dan tahun perakitan mobil.
1. Cari lokasi diagnostic connector 16 pin OBD II (umumnya berada dibawah dashboard disekitar steering column)
2. Hubungkan scantool atau code reader ke diagnostic connector
3. Putar kunci kontak ON, namun jangan starter mesin. hal ini sangat penting agar scantool dapat berkomunikasi dengan komputer mobil.
4. Tergantung scantool yang digunakan, tekan tombol READ CODE atau pilih menu READ CODE .
5. Scantool akan menampilkan kode DTC dalam bentuk urutan angka.
CATAT KODE DTC. Hal ini sangat penting untuk rujukan kemudian. Jika scantool hanya menampilkan kode DTC tanpa penjelasannya Anda dapat mencari informasinya pada internet.
6. Hapus kode DTC dengan menekan tombol CLEAR CODE atau memilih menu erase code pada menu scantool.
7. PENTING : Kode DTC TIDAK memberitahu komponen apa yang harus diganti, namun hanya menginformasikan adanya gangguan pada sirkuit sensor atau sistem kendaraan. Dibutuhkan analisa lebih lanjut untuk mendiagnosa komponen apa yang harus diganti untuk memperbaiki kerusakan yang muncul tersebut.
8. Menghapus kode DTC bukan berarti masalah telah hilang. Jika masalah belum diperbaiki, cepat atau lambat lampu cek engine akan kembal menyala dan kode DTC muncul kembali.
Lampu cek engine yang menyala terbukti sering membuat pengendara merasa bingung karena tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab masalahnya. Masalahnya bisa saja sesuatu yang serius atau hanya sepele saja. Tidak ada cara lain untuk mengetahui penyebab masalah tersebut selain menghubungkan scantool ke diagnostic connector untuk mencari tahu penyebab lampu cek engine menyala.
Jika mesin tampak normal saja dan tidak ada lampu indikator lainnya yang menyala, mungkin mobil masih aman untuk dikendarai. Namun usahakan sesegera mungkin untuk memeriksakan kendaraan ke bengkel untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi. Pada negara yang mengharuskan pengujian emisi gas buang secara berkala , maka mobil dengan lampu cek engine menyala dan menyimpan kode DTC pada memori ECUnya tidak akan lulus uji emisi tersebut.
Pada sistem kontrol yang terbaru, kode DTC disimpan di dalam "nonvolatile" memory yang tidak akan terhapus walaupun kabel baterai dilepaskan. Kode DTC akan tetap tersimpan samapai dihapus menggunakan scantool . Terlebih lagi, mencabut kabel baterai atau power suplai control modul dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan seperti terhapusnya setingan pada komponen elektronik seperti radio dan system climate control. Begitu pila dengan "learned' memory yaitu memori yang menyimpan penyesuaian yang dilakukan terus menerus sesuai dengan perubahan keausan komponen mesin dan gaya mengemudi akan terhapus. Pada beberapa mobil dimana ECU juga digunakan untuk mengatur transmisi elektronik, komputer harus di "learning" kembali menggunakan prosedur khusus agar transmisi dapat kembali bekerja dengan normal setelah kehilangan power suplai.
OBD II tetap menggunakan lampu cek engine untuk memberikan peringatan pada pengemudi saat terjadi kerusakan, dan akan tetap menyimpan kode DTC sesuai dengan kerusakan yang terjadinamun ada penambahan sebuah kemampuan yang unik unttuk menelusuri problem saat itu terjadi dan merekam snapshot apa yang terjadi saat masalah muncul.
Pada sistem OBD II lampu cek engine akan menyala jika terjadi masalah pada sistem emisi gas buang yang dapat meningkatkan emisi hydrocarbon sampai 1.5 kali dari batas yang ditentukan walaupun tidak muncul gangguan yang dapat dirasakan pada jalannya mesin.
Fitur OBD II yang cukup powerfull (sekaligus sedikit kontroversial) adalah kemampuannya mendeteksi terjadinya misfire pada mesin. Sistem OBD II generasi pertama tidak dapat melakukan hal tersebut secara langsung sehingga tidak ada cara untuk mengetahui apakah mesin bekerja dengan baik atau tidak. Startegi mendeteksi misfire OBD pada setiap mobil bervariasi, tetapi sebagian besar memanfaatkan input dari crankshaft sensor untuk memonitor perubahan kecepatan putaran crankshaft. Sebuah gejala misfire yang timbul akan menyebabkan sedikit variasi pada putaran crakshaft. Dengan mengetahui posisi dari crankshaft dan sislinder mana yang seharusnya melakukan pembakaran, sistem OBD II dapat menentukan setiap silinder yang mengalami misfire. Misfire akan dipantau dan dihitung, dan jika terjadi secara terus menerus maka OBD II akan memunculkan kode DTC misfire dan menyalakan lampu cek engine.
Misfire yang terjadi pada sebuah silinder akan memunculkan kode DTC P030X, dimana "X" menunjukkan silinder yang mengalami misfire. Sebagai contoh kode DTC P0302 berarti terjadi misfire pada silinder nomor 2. Namun ada poin penting yang harus diingat: Kode DTC tidak akan memberitahu kenapa terjadi misfire pada silinder mesin. Teknisi harus mencari tahu sendiri penyebab terjadinya misfire dengan melakukan serangkain pemeriksaan. Misfire dapat disebabkan oleh beberpa hal seperti: busi kotor, kabel busi rusak, ignition coil rusak, fuel injector tersumbat atau rusak atau tekanan kompresi yang rendah akibat kebocoran ekshaust valve, kebocoran gasket cylinder head atau cam lobe aus.
Pada beberapa kendaraan, sistem OBD II akan menonkatifkan silinder yang terdeteteksi mengalami misfire dengan frekuensi yang cukup tinggi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi catalytic converter. Dengan menonaktifkan fuel injector silinder mesin yang bermasalah sistem OBD II akan mencegah bahan bakar yang tidak terbakar di dalam silinder masuk ke dalam saluran ekshaust. Bahan bakar yang masuk ke dalam saluran ekshaust merupakan hal yang sangat buruk karena dapat membuat catalytic converter overheat dan akan merusak catalytic jika temperaturnya terlalu panas.
Sistem OBD II juga dapat mendeteksi terjadinya kebocoran uap bensin (evaporative emission) pada charcoal canister, evap plumbing atau pada fuel tank dengan menekan dan menarik vakum pada sistem bahan bakar. Sistem ini bahkan dapat mendeteksi tutup tangki yang kendor atau tidak terpasang.
Sebagai tambahan, OBD II juga dapat menghasilkan kode DTC untuk berbagai masalah pada electronic transmission dan bahkan kerusakan sistem AC seperti kerusakan kompresor AC.
Dengan demikian kode DTC misfire seperti P0301 pada Ford mempunyai arti yang sam juga pada Chevrolet, Toyota atau Mercedes Benz. Namun setiap pabrikan juga diberikan kebebasan untuk menambahkan kode DTC "tambahan" untuk memberikan informasi yang lebih rinci mengenai sebuah kerusakan. Kode DTC tambahan juga dapat mencakup kerusakan yang tidak berhubungan dengan sistem emisi dan terjadi diluar sistem kontrol mesin. Ini termasuk kode DTC sistem ABS, kode DTC sistem AC, kode DTC airbag dan kode DTC sistem kelistrikan body lainnya.
Kode DTC "generic" yang umum digunakan pada semua pabrikan dapat diakses dengan menggunakan scantool umum yang cocok dengan OBD II. Scantool terdahulu yang didesain untuk sistem OBD I tidak dapat digunakan untuk membaca kode DTC pada sistem OBD II kecuali sudah diupdate dengan software yang terbaru. Namun demikian banyak dari scantool OBD I tersebut tidak mempunyai hardware yang sesuai untuk membaca kode DTC OBD II.
Hal yang sama berlaku pula untuk scantoll OBD II yang belum disuport untuk sistem CAN. Pda sekitar tahun 2006 banyak mobil sudah menggunakan sistem komunikasi CAN atau Controller Area Network yang membutuhkan scantool dengan hardware dan software yang berbeda. Jadi pastikan menggunakan scantool yang sesuai dengan mobil saat akan membaca DTC.
Masalah lain yang mungkin ditemui pada scantool murah adalah hanya mampu membaca kode DTC P0 "generik" atau tidak dapat digunakan untuk membaca kode DTC spesifik P1 pabrikan mobil.
Sebagai contoh, berkendara pada permukaan jalan yang sangat kasar dapat menciptakankecepatan putaran crankshaft yang bervariasi yang dapat dianggap oleh sistem monitor OBD II sebagai terjadinya misfire. Beberapa sistem OBD II terbaru akan melakukan adaptasi saat mobil beroperasi pada jalan yang sangat kasar dengan menurunkan tingkat sensitivitas misfire. Sedangakan beberapa sistem yang lain menggunakan metode pendeteksian misfire yang berbeda. Sistem ini tidak memonitor kecepatan putaran crankshaft melainkan memonitor tegangan pengapian pada setiap busi untuk mendeteksi terjadinya misfire (lean misfire biasanya akan menyebabkan terjadinya loncatan tegangan pengapian yang besar, sedangkan busi yang aus atau kotor akan menyebabkan penurunan tegangan pengapian)
Random misfire yang tidak terbatas apda salah satu silinder tertentu saja juga akan memunculkan kode DTC misfire P0300.
Kode DTC P0300 mempunyai arti bahwa sistem OBD II telah mendeteksi terjadinya beberapa gejala misfire pada beberapa silinder secara acak. Pada banyak kasus munculnya kode DTC misfire P0300 adalah karena campuran bahan bakar yang terlalu kurus karena beberapa sebab, seperti: kebocoran kevakuman pada intake manifold, atau masukany audara yang tidak terukur oleh airflow sensor ke dalam mesin. Sama halny dengan kode DTC misfire pada salah satu silinder, diperlukan analisa untuk mengetahui penyebab gangguan dan kemudian melakukan perbaikan.
Anda sekarang membaca artikel Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil dengan alamat link https://bengkelmobilkpm.blogspot.com/2018/08/bagaimana-cara-membaca-kode-dtc-mobil.html
[ad_2]
Sumber : Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
Judul : Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
link : Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
Bagaimana Cara Membaca Kode DTC MobilBagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil - Hallo sahabat Bengkel Karya Prima Motor, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Diagnosa dan Perbaikan mobil, Artikel Lampu Cek Engine, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
link : Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
Lampu cek engine menyala..?
Itu berarti sistem OBD atau onboard diagnostic system pada kendaraan telah mendeteksi adanya masalah yang dapat meningkatkan emisi gas buang.Saat hal ini terjadi, sistem OBD II akan menyimpan satu atau lebih kode kerusakan DTC (Diagnostic Trouble Code) terkait dengan kerusakan yang dideteksi.
Untuk mebaca kode DTC tersebut diperlukan sebuah scantool atau code reader yang dihubungkan ke diagnostic connector 16 pin yang umumnya berada dibawah dashboard dekat dengan steering column. Alat scantool tersebut akan menampilkan kode DTC yang menjadi penyebab lampu cek engine menyala.
Agar dapat membaca kode DTC dengan akurat diperlukan sebuah scantool yang mumpuni. Pada kendaraan dibawah tahun 1996 dibutuhkan scantool OBD I yang dilegkapi dengan adapter yang sesuai dengan diagnostic connector pada mobil, bentuk diagnostic connector pada mobil produksi dibawah tahun 1996 berbeda-beda pada tiap mobil. Pada mobil produksi tahun 1996 keatas, bentuk diagnostic connector dibuat seragam namun software dan hardware yang dibutuhkan untuk membaca kode DTC bervariasi tergantung merk, model dan tahun perakitan mobil.
Bagaimana Cara Membaca Kode DTC
1. Cari lokasi diagnostic connector 16 pin OBD II (umumnya berada dibawah dashboard disekitar steering column)
Catatan:
Pada beberapa mobil diagnostic connector tersebut tertutup panel atau cover. Sedangkan pada moyang lain terletak di konsol tengah atau ditempat lainnya. Carilah informasi pada buku pedoman pemilik untuk mengetahui lokasi yang tepat.
Diagnostic Connector 16 Pin Standard OBD II |
2. Hubungkan scantool atau code reader ke diagnostic connector
3. Putar kunci kontak ON, namun jangan starter mesin. hal ini sangat penting agar scantool dapat berkomunikasi dengan komputer mobil.
4. Tergantung scantool yang digunakan, tekan tombol READ CODE atau pilih menu READ CODE .
Catatan:
Beberapa scantool tidak dapat secara otomatis mendeteksi Merk, type dan tahun perakitan mobil. Anda perlu memasukkan informasi-informasi tersebut secara manual sebelum scantool dapat membaca kode DTC.
5. Scantool akan menampilkan kode DTC dalam bentuk urutan angka.
CATAT KODE DTC. Hal ini sangat penting untuk rujukan kemudian. Jika scantool hanya menampilkan kode DTC tanpa penjelasannya Anda dapat mencari informasinya pada internet.
6. Hapus kode DTC dengan menekan tombol CLEAR CODE atau memilih menu erase code pada menu scantool.
7. PENTING : Kode DTC TIDAK memberitahu komponen apa yang harus diganti, namun hanya menginformasikan adanya gangguan pada sirkuit sensor atau sistem kendaraan. Dibutuhkan analisa lebih lanjut untuk mendiagnosa komponen apa yang harus diganti untuk memperbaiki kerusakan yang muncul tersebut.
8. Menghapus kode DTC bukan berarti masalah telah hilang. Jika masalah belum diperbaiki, cepat atau lambat lampu cek engine akan kembal menyala dan kode DTC muncul kembali.
Scantool Untuk Membaca dan Menghapus Kode DTC |
Cara Membaca Kode DTC Dan Reset Lampu Cek Engine Toyota Secara Manual
Lampu Cek Engine
Lampu MIL atau Malfunction Indicator Lamp atau sering disebut dengan lampu cek engine didesain untuk menyala saat terjadi kerusakan pada sistem kontrol mesin yang dapat mempenagruhi emisi gas buang mobil. Tergantung pada konfigurasi sistem yang digunakan dan sifat gangguan yang timbul , lampu MIL dapat menyala kemudian mati, lampu terus menyala atau lampu berkedip. Beberapa kerusakan intermittent atau kerusakan yang terjadi kadang-kadang akan membuat lamp cek engine menyala saat terjadi masalah saja. Saat masalahnya hilang lampu cek engine akan mati sendiri. Jenis problem atau kerusakan yang alain dapat mebuat lampu cek engine menyala terus saat mesin hidup, dan akan terus sepertu itu sampai kerusakan yang terjadi diperbaiki.Berbagai tampilan lampu cek engine yang sering digunakan pada mobil |
Lampu cek engine yang menyala terbukti sering membuat pengendara merasa bingung karena tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab masalahnya. Masalahnya bisa saja sesuatu yang serius atau hanya sepele saja. Tidak ada cara lain untuk mengetahui penyebab masalah tersebut selain menghubungkan scantool ke diagnostic connector untuk mencari tahu penyebab lampu cek engine menyala.
Jika mesin tampak normal saja dan tidak ada lampu indikator lainnya yang menyala, mungkin mobil masih aman untuk dikendarai. Namun usahakan sesegera mungkin untuk memeriksakan kendaraan ke bengkel untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi. Pada negara yang mengharuskan pengujian emisi gas buang secara berkala , maka mobil dengan lampu cek engine menyala dan menyimpan kode DTC pada memori ECUnya tidak akan lulus uji emisi tersebut.
Menghilangkan Kode DTC
Pada sistem OBD II yang pertama, kode DTC dapat dihapus dengan melepaskan kabel baterai atau kabel suplai kontrol modul selama beberapa saat. Hilangnya tegangan listrik akan menghapus memori sementara kontrol modul yang mengakibatkan lampu cek engine akan mati. Namun jika masalah tersebut muncul lagi maka kode DTC kembali tersimpan di dalam memory ECU dan lampu cek engine menyala kembali.Pada sistem kontrol yang terbaru, kode DTC disimpan di dalam "nonvolatile" memory yang tidak akan terhapus walaupun kabel baterai dilepaskan. Kode DTC akan tetap tersimpan samapai dihapus menggunakan scantool . Terlebih lagi, mencabut kabel baterai atau power suplai control modul dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan seperti terhapusnya setingan pada komponen elektronik seperti radio dan system climate control. Begitu pila dengan "learned' memory yaitu memori yang menyimpan penyesuaian yang dilakukan terus menerus sesuai dengan perubahan keausan komponen mesin dan gaya mengemudi akan terhapus. Pada beberapa mobil dimana ECU juga digunakan untuk mengatur transmisi elektronik, komputer harus di "learning" kembali menggunakan prosedur khusus agar transmisi dapat kembali bekerja dengan normal setelah kehilangan power suplai.
Bagaimana Sistem OBD III Mengatur Kode DTC
Sebelum sistem OBD II, deteksi kerusakan pada umumnya terbatas hanya pada kerusakan utama di dalam suatu sisrkuit sistem atau sensor. Generasi pertama tidak dapat mendeteksi misfire pada mesin, bagaiman fungsi dari catalytic converter atau apakah ada kebocoran bahan bakar mobil ke udara terbuka. Sistem OBD II mengalami perubahan dengan menambahkan kemampuan mendeteksi hal-hal diatas sehingga masalah emisi gas buang dapat dideteksi saat terjadi.OBD II tetap menggunakan lampu cek engine untuk memberikan peringatan pada pengemudi saat terjadi kerusakan, dan akan tetap menyimpan kode DTC sesuai dengan kerusakan yang terjadinamun ada penambahan sebuah kemampuan yang unik unttuk menelusuri problem saat itu terjadi dan merekam snapshot apa yang terjadi saat masalah muncul.
Pada sistem OBD II lampu cek engine akan menyala jika terjadi masalah pada sistem emisi gas buang yang dapat meningkatkan emisi hydrocarbon sampai 1.5 kali dari batas yang ditentukan walaupun tidak muncul gangguan yang dapat dirasakan pada jalannya mesin.
Fitur OBD II yang cukup powerfull (sekaligus sedikit kontroversial) adalah kemampuannya mendeteksi terjadinya misfire pada mesin. Sistem OBD II generasi pertama tidak dapat melakukan hal tersebut secara langsung sehingga tidak ada cara untuk mengetahui apakah mesin bekerja dengan baik atau tidak. Startegi mendeteksi misfire OBD pada setiap mobil bervariasi, tetapi sebagian besar memanfaatkan input dari crankshaft sensor untuk memonitor perubahan kecepatan putaran crankshaft. Sebuah gejala misfire yang timbul akan menyebabkan sedikit variasi pada putaran crakshaft. Dengan mengetahui posisi dari crankshaft dan sislinder mana yang seharusnya melakukan pembakaran, sistem OBD II dapat menentukan setiap silinder yang mengalami misfire. Misfire akan dipantau dan dihitung, dan jika terjadi secara terus menerus maka OBD II akan memunculkan kode DTC misfire dan menyalakan lampu cek engine.
Menganalisa Kode DTC
Contoh Kode DTC "generik" Standard OBD II |
Pada beberapa kendaraan, sistem OBD II akan menonkatifkan silinder yang terdeteteksi mengalami misfire dengan frekuensi yang cukup tinggi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi catalytic converter. Dengan menonaktifkan fuel injector silinder mesin yang bermasalah sistem OBD II akan mencegah bahan bakar yang tidak terbakar di dalam silinder masuk ke dalam saluran ekshaust. Bahan bakar yang masuk ke dalam saluran ekshaust merupakan hal yang sangat buruk karena dapat membuat catalytic converter overheat dan akan merusak catalytic jika temperaturnya terlalu panas.
Apalagi keunggulan dari sistem OBD II..?
Sistem OBD II juga dapat memonitor kerja dari catalytic converter dengan menggunakan oksigen sensor kedua yang dipasang pada salauran ekshaust setelah catalytic converter. Dengan membandingkan pembacaan oksigen sensor yang dipasang sebelum dan sesudah catalytic converter sistem OBD II dapat menetukan apakah catalytic cocnverter berfungsi dengan baik. Jika efiseinsi dari catalytic converter turun sampai batas tertentu sistem OBD II akan memunculkan kode DTC dan menyalakan lampu cek engine.Sistem OBD II juga dapat mendeteksi terjadinya kebocoran uap bensin (evaporative emission) pada charcoal canister, evap plumbing atau pada fuel tank dengan menekan dan menarik vakum pada sistem bahan bakar. Sistem ini bahkan dapat mendeteksi tutup tangki yang kendor atau tidak terpasang.
Sebagai tambahan, OBD II juga dapat menghasilkan kode DTC untuk berbagai masalah pada electronic transmission dan bahkan kerusakan sistem AC seperti kerusakan kompresor AC.
Berbagai Jenis Kode DTC
Ada ketentuan yang mengharuskan kode DTC pada sistem OBD II bersifat "generik", artinya semua pabrikan diharuskan menggunakan daftar kode DTC yang sama dan menggunakan diagnostic connector 16 pin yang sama pula.Dengan demikian kode DTC misfire seperti P0301 pada Ford mempunyai arti yang sam juga pada Chevrolet, Toyota atau Mercedes Benz. Namun setiap pabrikan juga diberikan kebebasan untuk menambahkan kode DTC "tambahan" untuk memberikan informasi yang lebih rinci mengenai sebuah kerusakan. Kode DTC tambahan juga dapat mencakup kerusakan yang tidak berhubungan dengan sistem emisi dan terjadi diluar sistem kontrol mesin. Ini termasuk kode DTC sistem ABS, kode DTC sistem AC, kode DTC airbag dan kode DTC sistem kelistrikan body lainnya.
Kode DTC "generic" yang umum digunakan pada semua pabrikan dapat diakses dengan menggunakan scantool umum yang cocok dengan OBD II. Scantool terdahulu yang didesain untuk sistem OBD I tidak dapat digunakan untuk membaca kode DTC pada sistem OBD II kecuali sudah diupdate dengan software yang terbaru. Namun demikian banyak dari scantool OBD I tersebut tidak mempunyai hardware yang sesuai untuk membaca kode DTC OBD II.
Hal yang sama berlaku pula untuk scantoll OBD II yang belum disuport untuk sistem CAN. Pda sekitar tahun 2006 banyak mobil sudah menggunakan sistem komunikasi CAN atau Controller Area Network yang membutuhkan scantool dengan hardware dan software yang berbeda. Jadi pastikan menggunakan scantool yang sesuai dengan mobil saat akan membaca DTC.
Masalah lain yang mungkin ditemui pada scantool murah adalah hanya mampu membaca kode DTC P0 "generik" atau tidak dapat digunakan untuk membaca kode DTC spesifik P1 pabrikan mobil.
Hati-hati Pada Kode DTC "Palsu"
Sistem OBD II saat ini sangat sensitif terhadap gejala misfire, dimana sistem OBD II akan meunculkan kode DTC misfire jika mendeteksi sedikitnya terjadi misfire sebanyak 5 kali dalam 200 putaran mesin. Sayangnya, tingkat sensitifitas yang tinggi ini terkadang dapat menghasilkan kode DTC misfire "palsu" pada kondisi kerja mesin tertentu.Sebagai contoh, berkendara pada permukaan jalan yang sangat kasar dapat menciptakankecepatan putaran crankshaft yang bervariasi yang dapat dianggap oleh sistem monitor OBD II sebagai terjadinya misfire. Beberapa sistem OBD II terbaru akan melakukan adaptasi saat mobil beroperasi pada jalan yang sangat kasar dengan menurunkan tingkat sensitivitas misfire. Sedangakan beberapa sistem yang lain menggunakan metode pendeteksian misfire yang berbeda. Sistem ini tidak memonitor kecepatan putaran crankshaft melainkan memonitor tegangan pengapian pada setiap busi untuk mendeteksi terjadinya misfire (lean misfire biasanya akan menyebabkan terjadinya loncatan tegangan pengapian yang besar, sedangkan busi yang aus atau kotor akan menyebabkan penurunan tegangan pengapian)
Random misfire yang tidak terbatas apda salah satu silinder tertentu saja juga akan memunculkan kode DTC misfire P0300.
Kode DTC P0300 mempunyai arti bahwa sistem OBD II telah mendeteksi terjadinya beberapa gejala misfire pada beberapa silinder secara acak. Pada banyak kasus munculnya kode DTC misfire P0300 adalah karena campuran bahan bakar yang terlalu kurus karena beberapa sebab, seperti: kebocoran kevakuman pada intake manifold, atau masukany audara yang tidak terukur oleh airflow sensor ke dalam mesin. Sama halny dengan kode DTC misfire pada salah satu silinder, diperlukan analisa untuk mengetahui penyebab gangguan dan kemudian melakukan perbaikan.
Ada masalah dengan mobil Anda...??
Butuh Bantuan...???
Silahkan hubungi kami..!!
Demikianlah Artikel Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
Sekianlah artikel Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil dengan alamat link https://bengkelmobilkpm.blogspot.com/2018/08/bagaimana-cara-membaca-kode-dtc-mobil.html
[ad_2]
Sumber : Bagaimana Cara Membaca Kode DTC Mobil
Komentar
Posting Komentar