Memahami Gejala Selip Pada Transmisi Otomatis

Memahami Gejala Selip Pada Transmisi Otomatis - Hallo semua Bengkel Karya Prima Motor, Pada Postingan kali ini yang berjudul Memahami Gejala Selip Pada Transmisi Otomatis, telah kami persiapkan dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Analisa Keluhan, ini dapat anda pahami. dan bermanfaat, selamat membaca.

Judul : Memahami Gejala Selip Pada Transmisi Otomatis
link : Memahami Gejala Selip Pada Transmisi Otomatis

Baca juga


Memahami Gejala Selip Pada Transmisi Otomatis

Proses perpindahan gigi pada transmisi otomatis harus berlangsung secara halus saat tuas persneling dipindahkan ke posisi D atau Drive. 

Jika perpindahan gigi terasa kasar dan terasa adanya gejala selip saat proses perpindahan ke gigi yang lebih tinggi merupakan indikasi adanya masalah pada sistem kerja transmisi otomatis tersebut.

Gejala selip pada transmisi otomatis dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

  • Volume oli transmisi  otomatis kurang
  • Tekanan oli transmisi otomatis terlalu rendah
  • Kerusakan pada sistem pengontrol tekanan oli transmisi otomatis




Gejala selip pada transmisi otomatis akibat volume oli yang kurang

Gejala selip yang terasa pada transmisi otomatis karena volume oli yang kurang merupakan hal yang sangat sering terjadi. Oleh karena itu sebelum melakukan pemeriksaan dan analisa yang lebih jauh pastikan terlebih dahulu bahwa volume oli transmisi otomatis berada dalam batas yang ditentukan.

Torque converter komponen yang berfungsi meneruskan tenaga putaran mesin ke transmisi harus  selalu terisi penuh oleh oli agar dapat menghasilkan tekanan yang dibutuhkan di dalam sistem transmisi untuk mengatur pertautan gigi-gigi transmisi. 

Jika jumlah oli di dalam transmisi otomotis kurang dari seharusnya maka perpindahan gigi akan terasa  lebih lambat (delay) beberapa detik saat tuas perseneling dipindahkan ke posisi D atau R.


Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan memeriksa jumlah oli transmisi otomatis. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pengukuran volume oli transmisi otomatis harus dilakukan saat temperatur kerja sudah tercapai. 

Hidupkan mesin selama beberapa saat dan pindahkan tuas transmisi beberapa kali  keberbagai posisi (P-N-D-R)  dan kemudian biarkan kendaraan pada posisi idle dengan tuas transmisi pada posisi D,  baru lakukan pemeriksaan jumlah oli transmisi melalui dipstick oli.


Jika pengukuran oli dilakukan dalam kondisi mesin mati maka hasil pengukuran tidak akan akurat karena jumlah oli di dipstick oli akan terlihat lebih tinggi dari normal karena oli belum bersirkulasi di dalam sistem transmisi otomatis.


Jika ketinggian oli tidak berada diantara tanda ADD dan FULL, tambahkan oli transmisi yang sesuai sampai mencapai batas FULL.

Jangan  menambahkan oli transmisi sampai berlebihan karena dapat menimbulkan kebocoran  oli transmisi otomatis  yang memicu problem pertautan gigi transmisi.



Peringatan:Pastikan menambahkan oli transmisi otomatis yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.


Penggunaan oli transmisi otomatis yang tidak sesuai dapat menimbulkan masalah pada  perpindahan dan pertautan gigi transmisi dan dapat menimbulkan kerusakan pada komponen-komponen transmisi otomatis. 

Oli transmisi yang direkomendasikan tiap pabrikan biasanya dicantumkan pada bagian atas dipstick oli. Untuk informasi yang lebih lengkap mengenai jenis oli transmisi yang direkomendasikan dapat dilihat pada service manual.





Apabila penambahan oli transmisi tidak menghilangkan gejala selip pada transmisi otomatis maka kemungkinan penyebabnya bisa diakibatkan oleh beberapa hal berikut dibawah ini:

Cara Mengganti Oli Transmisi Otomatis


Gejala transmisi selip karena tekanan oli yang rendah.

Transmisi otomatis akan berfungsi dengan normal apabila tekanan olinya sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. 
Tekanan oli yang dibutuhkan sistem transmisi otomatis disediakan oleh pom[pa oli transmisi, jadi jika da gangguan pada pompa tersebut dan terdapat sumbatan pada filter oli maka tekanan oli transmisi akan rendah.

Keausan yang terjadi pada pompa oli transmisi memerlukan pembongkaran transmisi untuk perbaikannya.

Jika rendahnya tekanan oli disebabkan oleh filter oli yang tersumbat, maka hal ini dapat diperbaiki dengan melepas karter oli transmisi dan mengganti filter oli yang terdapat didalamnya. Pastikan karter oli benar-benar bersih sebelum memasangnya kembali ke transmisi.


Jika setelah pembersihan atau penggantian filter oli tidak juga menghilangkan gejala selip tersebut, bisa jadi karena pompa oli sudah aus atau masalah pada valve body yang berfungsi untuk mengatur tekanan, pertautan dan perpindahan gigi. Hal ini memerlukan analisa yang lebih mendalam lagi.



Gejala transmisi selip karena kerusakan kontrol atau pengatur tekanan.

Tekanan oli di dalam transmisi otomatis diatur oleh pressure regulator atau pressure solenoid valve.
Prosedur pemeriksaan tekanan ini dapat dilakukan dengan menggunakan pressure gauge yang akan membaca tekanan oli pada tiap-tiap posisi gigi transmisi.

Pembacaan tekanan oli yang rendah akan memberikan petunjuk sirkuit yang mengalami gangguan. Bisa saja langkah perbaikannya hanya dengan melakukan penggantian pressure regulator valve atau control solenoid. Namun biasanya perbaikan gangguan pada transmisi otomatis membutuhkan pembongkaran secara menyeluruh.

.
Pada sistem elektronik transmisi yang terbaru, status dari berbagai control valve transmisi, solenoid dan sensor dapat ditampilkan pada scantool. Hal ini dapat dilakukan menggunakan scantool standard pabrikan atau scantool aftermarket yang berkwalitas. Scantool tersebut juga dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pada  torque converter clutch (TCC). 

Dengan scantool dapat diperlihatkan apakah clutch terhubung atau tidak dan dapat membandingkan kecepatan putaran shaft transmisi dengan putaran mesin untuk menetukan apakah terjadi gejala selip pada torque converter clutch atau transmisi. Kode DTC yang berhubungan dengan transmisi juga dapat dibaca dengan menggunakan scantool tersebut.



Opsi Perbaikan Transmisi Otomatis

Karena konstruksi transmisi otomatis yang cukup rumit dan kurang dipahami oleh rata-rata pemilik mobil membuat posisi yang lemah buat para pemilik mobil ketika mengalami gangguan pada sistem transmisi otomatis.
Beberapa bengkel biasanya akan menyarankan untuk melakukan rebuilding atau mengganti transmisi otomatis yang sudah mencapai jarak tempuh yang tinggi dibandingkan berusaha melakukan perbaikan karena berdasarkan pengalaman langkah perbaikan tersebut biasanya hanya bersifat sementara. cepat atau lambat mobil akan kembali mengalami masalah pada sistem transmisi otomatisnya.

Jika mengalami gangguan pada sistem transmisi otomatis dan berharap dengan perbaikan harga murah dengan menggunakan cairan aditif transmisi, maka hal tersebut hanya membuang-buang uang saja. Penggunaan cairan aditif mungkin dapat memperlambat kebocoran pada transmisi yang sudah tua dan dapat memberikan perlindungan terhadap keausan untuk transmisi yang masih dalam keadaan baik, namun tidak akan memperbaiki kerusakan pada transmisi yang memang memerlukan perbaikan.

JIka transmisi sudah menempuh jarak yang tinggi dan perlu diganti atau direbuild ada empat opsi yang dipilih, yaitu: membeli tranmisi baru (harganya sudah pasti mahal dan mungkin partnya tidak ready stock pada dealer resmi), membangun ulang transmisi lama atau rebuild, mengganti transmisi dengan transmisi remanufactured, atau mengganti transmisi menggunakan transmisi copotan.


Mengganti transmisi otomatis dengan transmisi memang bisa sangat menghemat biaya, namun harus dipastikan transmisi otomatis bekas tersebut sudah dites terlebih dahulu dan diberikan garansi. Garansi sebuah transmisi otomatis bekas copotan biasanya berkisar dari 30 hari sampai satu tahun.


Postingan populer dari blog ini

Cara Mengatasi DTC P0141 O2 Sensor Heater Circuit Malfunction Bank 1 Sensor 2

Cara Mengatasi DTC P0134 - O2 Sensor Circuit No Activity Detected Sensor 1 Bank 1

Cara mengatasi DTC P0123 - Throttle Position Sensor/Switch 'A' Circuit High Input