Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI

Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI - Hallo semua Bengkel Karya Prima Motor, Pada Postingan kali ini yang berjudul Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI, telah kami persiapkan dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Analisa Keluhan, ini dapat anda pahami. dan bermanfaat, selamat membaca.

Judul : Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI
link : Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI

Baca juga


Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI

Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI
Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI - Hallo sahabat Bengkel Karya Prima Motor, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Diagnosa dan Perbaikan mobil, Artikel Perbaikan Mesin, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI
link : Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI

Baca juga


Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI

Apakah konsumsi bahan bakar mobil Anda menjadi lebih boros dari biasanya..?

Apakah konsumsi bahan bakar mobil yang boros tersebut terjadi secara mendadak ataukah secara bertahap..?

Beberapa Penyebab Bahan Bakar Mobil Dengan Sistem EFI Jadi Boros

Berikut ini merupakan penyebab umum yang membuat konsumsi bahan bakar mobil menjadi lebih boros dari biasanya. Beberapa penyebab tersebut dapat menyalakan lampu cek engine.



Respon Oksigen Sensor Yang Melambat

Oksigen sensor dimobil berfungsi untuk memonitor campuran bahan bakar dan udara  agar ECU dapat menambah atau mengurangi bahan bakar sesuai dengan kebutuhan dan perubahan kondisi kerja mesin.

Seiring dengan usia pemakaian. respon oksigen sensor akan mulai melambat terhadap perubahan campuran bahan bakar dan udara, dan biasanaya akan mengeluarkan sinyal campuran kurus palsu, karena laporan campuran kurus tersebut ECU akan merespon dengan menambahkan bahan bakar padahal faktanya mesin tidak membutuhkan penambahan bahan bakar. Hasil akhirnya adalah campuran bahan bakar menjadi lebih gemuk dari seharusnya yang mengakibatkan meningkatnya konsumsi bahan bakar.


Langkah perbaikan yang harus dilakukan adalah dengan memeriksa respon oksigen sensor dengan menggunakan scantool atau osiloskop digital.
Apabila jarak tempuh mobil sudah cukup tinggi diatas 100.000 Km, respon oksigen sensor biasanya sudah melambat dan harus diganti.

Dengan menggunakan scantool baca nilai  Long Term Fuel Trim (LTFT). Jika nilainya menunjukkan negatif berarti campuran bahan bakar terlalu kaya. Hal ini mengkonfirmasi mengapa mesin boros bahan bakar, namun tidak memberitahu mengapa mesin bekerja dengan campuran terlalu kaya. hal tersebut dapat disebabkan oleh respon oksigen sensor yang melambat atau beberapa penyebab lainnya.

Coolant Sensor Rusak Atau Tidak Akurat

Coolant sensor berfungsi untuk memonitor temperatur kerja air pendingin yang bersirkulasi di dalam mesin. Jika sensor mengalami kerusakan atau pembacaannya menunjukkan suhu lebih rendah dari normal atau selalu menunjukkan pembacaan suhu dingin, maka ECU akan tetap bekerja pada mode "open loop" yang berarti campuran bahan bakar akan selalu dalam keadaan kaya.

Campuran bahan bakar yang lebih kaya dibutuhkan saat mesin akan dihidupkan pada kondisi dingin agar mudah hidup. Namun jika campuran bahan bakar tetap dalam kondisi kaya saat mesin sudah panas bahan bakar akan terbuang percuma sehingga konsumsi bahan bakar menjadi sangat boros.

Cara mudah memeriksa coolant sensor adalah dengan menggunakan scantool dan membandingkan nilai pembacaan antara coolant sensor dan inlet air temperature saat mesin dalam keadaan dingin. Keduanya harus menunjukkan pembacaan nilai yang sama. Kemudian hidupkan mesin dan perhatikan pembacaan nilai coolant sensor harus berangsur-angsur naik. Jika pembacaan cooalnt sensor menunjukkan suhu 85-90 derajat celcius saat mesin sudah panas berarti sensor tidak ada masalah.

Jika pembacaan nilai coolant sensor tidak mengalami perubahan atau tidak mencapai temperatur kerja mesin yang noremal maka masalahnya dapat diakibatkan oleh kerusakan coolant sensor atau kerusakan pada thermostat yang tidak dapat menutup saat mesin dingin.

Langkah pemeriksaan selanjutnya adalah dengan memeriksa tahanan coolant sensor dengan menggunakan ohm meter. Jika hasil pengukuran tidak sesuai dengan spesifikasi maka coolant sensor telah rusak dan perlu diganti.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan coolant sensor tidak bermasalah maka kemungkinan penyebab masalah adalah thermostat.

Kerusakan Thermostat

Thermostat berfungsi untuk menjaga temperatur mesin selalu berada dalam temperatur kerja dan membantu untuk mempercepat mesin mencapai temperatur kerjanya saat dihidupkan pada suhu dingin. Thermostat biasanya dipasang pada housing tempat pemasangan selang radiator atas ke mesin.

Saat mesin masih dingin, thermostat harus tertutup untuk mencegah air radiator bersirkulasi ke radiator. Thermostat akan mulai terbuka saat mesin mulai panas dan temperatur coolant mencapai 85-90 derjat celcius.

Jika thermostat tidak tertutup dengan sempurna atau tidak tertutu sama sekali saat mesin dingin maka air radiator akan bersirkulasi ke radiator saat mesin berusaha mencapai temperatur kerjanya. Hal ini akan menghambat mesin untuk panas dengan cepat atau bahkan tidak dapat mencapai temperatur kerjanya sama sekali sehingga ECU tidak akan masuk ke mode "closed loop"  dan mengakibatkan konsumsi bahan bakar menjadi boros.


Untuk memeriksa kerja thermostat dapat dilakukan dengan merasakan aliran air pada selang radiator atas. Jika terasa sirkulasi air pendingin di dalam selang radiator pada saat mesin dingin berarti thermostat dalam keadaan terbuka. Gantilah thermostat untuk mengatasi masalah ini.

Terjadi Masalah Misfire Pada Mesin 

Jika mesin mengalami misfire karena beberapa hal maka bahan bakar akan terbuang percuma dan konsumsi bahan bakar menjadi sangat boros.

Misfire dapat disebabkan oleh masalah sistem pengapian seperti:

  • Busi yang kotor dan aus
  • Kabel busi yang jelek 
  • Ignition coil lemah atau 
  • Kebocoran pada kabel busi atau igntion coil

Misfire juga dapat disebabkan oleh injektor yang kotor, kebocoran kevakuman pada intake manifold atau tekanan bahan bakar yang rendah dan tejanan kompresi yang rendah pada satu atau lebih silinder mesin.

Pada mobil produksi tahun 1996 keatas dengan sistem OBD II gejala misfire yang cukup parah dan mempengaruhi emisi gas buang kendaraan  akan menyalakan lampu cek engine dan memunculkan kode DTC misfire.

Namun jika gejala misfire berada pada tingkat dimana kode DTC akan muncul maka kemungkinan lampu cek engine tidak akan menyala dan kode DTC misfire tidak tersimpan di dalam memori ECU.

Jika Anda mempunyai akses menggunakan scantool pabrikan atau scantool profesional yang dapt mambaca data "Mode $06" maka Anda akan dapat memeriksa tingkat misfire yang terjadi pada setiap silinder mesin. Melalui hasil pembacaan data ini dapat dilihat misfire pada satu atau beberapa silinder walaupun tidak ada kode DTC yang muncul.

Jika lampu cek engine mnyala dan terdapat kode DTC misfire yang spesifik seperti DTC P0301 yang menunjukkan terjadinya misfire pada silinder nomor ,  periksalah busi, kabel busi (jika menggunakan), ignition coil pada silinder tersebut.

Jika komponen sistem pengapian terlihat tidak ada masalah maka kemungkinan masalahnya adalah injektor yang mati atau kotor.

Jika terdapat kode DTC P0300 random misfire kemungkinan penyebabnya adalah campuran bahan bakar yang terlalu kurus akibat kebocoran intake manifold atau EGR valve dan tekanan bahan bakar yang rendah.

Kebocoran Intake Manifold Atau Valve EGR

Kebocoran kevakuman pada gasket intake manifold atau pada intake manifold itu sendiri serta selang kevakumannya dapat membuat campuran bahan bakar terlalu kurus dan menyebabkan misfire pada mesin yang meningkatkan konsumsi bahan bakar.

Begitu pula valve EGR yang tidak menutup saat idle, saat mesin dingin, atau mesin sedang tidak dalam beban berat dapat mengakibatkan gas buang masuk ke dalam intake manifold yang membuat campuran bahan bakar menjadi terlalu kurus dan suli terbakar sehingga bahan bakar menjadi boros.

Periksalah kebocoran kevakuman, dan lepaskan serta bersihkan bagian bawah valve EGR. Kebocoran kevakuman dapat diketahui dengan menyemprotkan throttle cleaner pada permukaan intake manifold saat mesin posisi idle. Jika putaran idle tiba-tiba meningkat berarti cleaner tersebut tersedot masuk kedalam mesin melalu tempat yang bocor di intake manifold. Perbaikan yang dapat dilakukan dapat mengganti gasket intake manifold atau intake manifold itu sendiri jika retak atau pecah. Trik sederhana dan murah untuk memperbaiki kebocoran pada intake manifold bisa menambalnya dengan menggunakan lem epoxy temperatur tinggi.

CATATAN:
Kebocoran yang kecil saja pada intake manifold sudah dapat mengacaukan campuran bahan bakar dan udara. Teknisi profesional biasanya menggunakan smoke machine untuk memeriksa kebocoran yang sangat kecil.
Smoke machine menghasilkan uap asap mineralyang dimasukkan ke dalam intake manifold demgam kondisi mesin mati. Jika terdapat kebocoran maka akan terlihat asap keluar melalu retakan tersebut.
.
Jika tidak ada kebocoran kevakuman pada intake manifold, lepaskan valve EGR dan periksa bagian bawah valve EGR dan lubang di intake manifold dari adanya deposit karbon yang menyebabkan valve EGR tidak dapat tertutup. Periksa juga sambungan selang vakum valve EGR dan solenoidnya untuk mengetahui apakah keduanya bekerja dengan baik. Tidak boleh ada kevakuman pada EGR valve saat mesin idle atau mesin dingin.

Busi Kotor Atau Aus

Busi yang kotor atau aus sudah pati akan membuat mesin misfire dan meningkatkan konsumsi bahan bakar menjadi sangat boros. Busi platinum atau iridium dapat dipakai sampai diatas 100.000 Km, namun jika mobil sering dipakai dengan jarak pendek atau pada jalan macet akan membuat elektroda busi cepat kotor tertutup deposit karbon. Mesin yang sudah mengkonsumsi oli cukup tinggi juga dapat membuat busi cepat kotor.


Lepaskan dan periksa kondisi busi. Bersihkan jika elektrodanya tampak kotor dan setel celahnya sesuai spesifikasi atau jika ragu lebih baik ganti saja busi satu set.

Fuel Injector Kotor

Deposit kerak bahan bakar dapat terbentuk di dalam fuel injector yang memuat injector tidak dapat menyuplai bahan bakar dalam jumlah yang normal. Hal ini akan membuat campuran bahan bakar menjadi lebih kurus dan memicu terjadinya misfire yang membuat konsumsi bahan bakar menjadi boros.

Coba tuangkan satu botol fuel injection cleaner yang berkwalitas tinggi ke dalam tangki bahan bakar. ini akan membutuhkan beberapa kali pengisian bahan bakar sebelum menunjukkan perubahan konsumsi bahan bakar.

Jika hal tersebut tidak memberikan hasil yang berarti, coba bersihkan fuel injector secara profesioanal untuk mengembalikan performanya yang normal.

Jika kondisi injector sangat kotor untuk dibersihkan atau memang sudah rusak maka penggantian injector merupakan satu-satunya jalan untuk mengatasi hal tersebut.



Tekanan Kompresi Yang rendah

Jika jarak tempuh mobil sudah sangat tinggi (diatas 100,000 Km), konsumsi bahan bakarnya mungkin sudah boros karena tekanan kompresinya sudah tidak seperti dulu lagi. Seiring dengan meningkatnya jarak tempuh mobil maka keausan pada ring piston dan valve juga semakin bertambah. Hal ini akan membuat tekanan kompresi mesin berangsur-angsur akan menurun  dan membauat tenaga mesin menjadi drop dan konsumsi bahan bakar menjadi boros.

Jika tekanan kompresi mesin dicurigai sudah lemah, periksalah dengan menggunakan compression test. Jika tekanannya memang sudah rendah dibawah spesifikasi maka satu-satunya jalan adalah dengan melakukan overhaul mesin dan mengganti komponen-komponen yang sudah aus.

Menggunakan Tingkat Kekentalan Oli Yang salah

Mobil-mobil keluaran tebbaru saat ini membutuhkan oli mesin yang lebih encer 5W-20 atau 5W-30. Beberapa mesin bahkan menggunakan oli  0W-20.


Oli mesin yang lebih encer tersebut memperbaiki konsumsi bahan bakar khususnya pada cuaca dingin dimana oli cenderung menjadi lebih kental.

Jika menggunakan oli yang lebih kental dari seharusnya maka akan membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros (5 sampai 10 % tergantung oli yang digunakan).

Filter Udara  Kotor

Jika filter udara mesin sangat kotor akan menggangu sistem pernafasan mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar .

Lepaskan dan periksa kondisi filter udara. Jika sudah sangat kotor gantilah dengan yang baru.

Catalytic Converter dan Saluran Ekshaust Tersumbat

Setiap sumbatan pada saluran ekshaust akan meningkatkan backpressure yang dapat membuat konsumsi bahan bakar menjadi boros.

Periksalah kondisi luar saluran ekshaust dari kemungkinan kerusakan seperti penyok atau pecah. Namun masalah pada bagian dalam saluran ekshaust seperti catalytic converter yang tersumbat atau muffler yang tersumbat tidak dapat diperiksa dari luar.

Sumbatan pada saluran eksahuat dapat deperiksa dengan menggunakan vacuum gauge pada intake manifold. Pada posisi mesin idle, mesin harus menunjukkan kevakuman yang tinggi dan stabil (Sekitar 18 inchi atau lebih). Jika pembacaannya dibawah spesifikasi dan turun secara bertahap kemungkinan ada sumbatan di dalam saluran ekshaust.

Kopling Atau Transmisi Selip

Jika plat kopling pada transmisi manual selip, band atau torque converter lockup pada transmisi otomatis selip maka sebagian tenaga mesin akan hilang sebelum mencapai roda.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan tajam pada efisiensi bahan bakar dan sangat mahal untuk perbaikannya karena membutuhkan penggantian plat kopling atau transmisi assy.

Tekanan Ban Yang Rendah

Untuk mendapatkan konsumsi bahan bakar yang irit, ban harus diberikan tekanan sesuai spesifikasi. Pada mobil penumpang tekanan ban biasanya berkisar 32 sampai 34 PSI.

Tekanan ban yang rendah akan meningkatkan rolling resistance dan membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros 5 sampai 10 %.

Periksa tekanan keempat ban saat dingin dengan alat yang presisi dan tambahkan sesuai rekomendasi jika kurang.

Rem Macet

Rem parkir yang tidak terlepas seluruhnya, brake caliper yang macet dapat menyebabkan rem macet dan mobil menjadi boros bahan bakar.

Cara cepat untuk memeriksa rem macet adalah dengan memarkirkan mobil pada jalan yang menurun, transmisi pada posisi netral, dan lepaskan rem parkir dan pedal rem. Jika kendaraan tertahan tidak bergerak berarti rem dalam keadaan macet.

Membawa Terlalu Banyak Barang Di Dalam Bagasi

Semakin berat mobil berarti semakin boros bahan bakar. Mesin membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk mengangkut beban yang berat, jadi jika mobil mengangkut banyak barang yang tidak terlalu diperlukan di dalam bagasi maka sudah pasti akan meningkatkan konsumsi bahan bakar.

Gaya Mengemudi Yang Kasar

Hal ini mungkin merupakan faktor terbesar penyebab borosnya konsumsi bahan bakar mobil. Gaya mengemudi yang agresif dan mengijak pedal gas secara mendadak akan membuat bensin yang dikonsumsi mesin bertambah.

Injak dan lepaskan pedal gas dengan halus untuk menghindari  konsumsi bahan bakar mobil menjadi boros.



Demikianlah Artikel Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI

Sekianlah artikel Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI dengan alamat link https://bengkelmobilkpm.blogspot.com/2018/10/penyebab-dan-cara-memperbaiki-konsumsi.html

Subscribe to receive free email updates:


[ad_2]
Sumber : Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengatasi DTC P0141 O2 Sensor Heater Circuit Malfunction Bank 1 Sensor 2

Cara Mengatasi DTC P0134 - O2 Sensor Circuit No Activity Detected Sensor 1 Bank 1

Cara mengatasi DTC P0123 - Throttle Position Sensor/Switch 'A' Circuit High Input