Pedoman Dasar Troubleshooting Pada Mobil
Pedoman Dasar Troubleshooting Pada Mobil - Hallo semua Bengkel Karya Prima Motor, Pada Postingan kali ini yang berjudul Pedoman Dasar Troubleshooting Pada Mobil, telah kami persiapkan dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Analisa Keluhan, ini dapat anda pahami. dan bermanfaat, selamat membaca.
Judul : Pedoman Dasar Troubleshooting Pada Mobil
link : Pedoman Dasar Troubleshooting Pada Mobil
Mobil-mobil teknologi canggih saat ini sudah semakin kompleks karena banyak menggunakan peralatan elektronika untuk mengontrol kinerja mesin.
Oleh karena itu seorang teknisi otomotif harus mampu membekali dirinya untuk mengimbangi kemajuan teknologi tersebut.
Namun satu hal yang harus diingat secanggih apapun mobilnya prinsip dasar yang digunakan masih sama seperti pertama kali mesin 4 tak ditemukan, sehingga pemahaman dasar tentang mesin 4 tak mutlak harus dikuasai agar mampu melakukan troubleshooting dengan baik dan benar.
Lakukan pekerjaan troubleshooting secara sistematis agar proses tersebut dapat berjalan dengan cepat dan tepat.
Seorang teknisi yang handal tidak akan melakukan tebak-tebakan atau menggunakan feeling saja saat melakukan troubleshooting, namun dia akan lebih berpegang pada logika dan memperhatikan fakta-fakta yang ada.
Selalu ajukan Pertanyaan "Mengapa?" untuk mempertajam analisa.
Setiap perkiraan kerusakan yang dihasilkan harus berdasarkan fakta yang memperkuat perkiraannya sehingga dapat menentukan sumber masalah dengan tepat.
Kesulitan terbesar dalam proses troubleshoot adalah kemampuan menerapkan hubungan sebab dan akibat dari setiap fakta yang ditemukan, teknisi harus mampu melakukan siklus pemerkisaan seperti ini :
Hal ini harus dilakukan secara terus menerus sampai sumber masalahnya ditemukan dan diperbaiki.
Agar setiap masalah kerusakan dapat diselesaikan secara efisien maka seorang teknisi harus mengikuti tahapan troubleshooting yang benar dan sistematis.
Jika tahapan ini tidak dilakukan maka akan cenderung terjadi pekerjaan tebak-tebakan yang belum tentu benar dan membuang-buang waktu, malah akan membuat kerusakan semakin rumit dan peluang salah estimasi semakin besar.
Dengarkan dan pahami keluhan secara seksama keluhan pelanggan dan mealkukan pengamatan dengan teliti gejala- gejala kerusakan yang terjadi.
Lakukan penilaian berdasarkan fakta yang ada dan jangan menggunakan dugaan yang tidak ada faktanya.
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk menggali informasi secara mendalam.
Tidak semua gejala yang dikeluhkan pelanggan merupakan kerusakan, bisa saja itu merupakan karakteristik bawaan mobil tersebut.
Jadi seorang teknisi harus mampu menentukan apakah keluhan pelanggan tersebut merupakan kerusakan atau hal yang wajar.
Jangan sampai melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak diperlukan, selain hanya membuang-buang waktu hal itu juga dapat menghilangkan kepercayaan pelanggan kepada kita.
Jadi perkiraan penyebab harus didekati dari sudut pandang yang luas.
Judul : Pedoman Dasar Troubleshooting Pada Mobil
link : Pedoman Dasar Troubleshooting Pada Mobil
Pedoman Dasar Troubleshooting Pada Mobil
Bagaimana Cara melakukan Troubleshooting Secara Tepat..?
Oleh karena itu seorang teknisi otomotif harus mampu membekali dirinya untuk mengimbangi kemajuan teknologi tersebut.
Namun satu hal yang harus diingat secanggih apapun mobilnya prinsip dasar yang digunakan masih sama seperti pertama kali mesin 4 tak ditemukan, sehingga pemahaman dasar tentang mesin 4 tak mutlak harus dikuasai agar mampu melakukan troubleshooting dengan baik dan benar.
Hal penting yang harus diperhatikan saat melakukan Troubleshooting
1. Melakukan identifikasi gejala kerusakan dengan tepat.
- Seorang teknisi yang baik harus mampu menangkap atau mengidentifikasi gejala kerusakan yang dikeluhkan oleh pelanggan.
- Bekerja secara efisien untuk memperkirakan penyebab masalah sebelum dapat menentukan penyebab kerusakan dengan pasti.
Lakukan pekerjaan troubleshooting secara sistematis agar proses tersebut dapat berjalan dengan cepat dan tepat.
Gunakan logika dan fakta yang ada untuk memperkirakan penyebab kerusakan.
Selalu ajukan Pertanyaan "Mengapa?" untuk mempertajam analisa.
Setiap perkiraan kerusakan yang dihasilkan harus berdasarkan fakta yang memperkuat perkiraannya sehingga dapat menentukan sumber masalah dengan tepat.
Kesulitan terbesar dalam proses troubleshoot adalah kemampuan menerapkan hubungan sebab dan akibat dari setiap fakta yang ditemukan, teknisi harus mampu melakukan siklus pemerkisaan seperti ini :
Memperkirakan → Menguji → Memperkirakan →→Menguji.
Prosedur Troubleshooting
Agar setiap masalah kerusakan dapat diselesaikan secara efisien maka seorang teknisi harus mengikuti tahapan troubleshooting yang benar dan sistematis.
Jika tahapan ini tidak dilakukan maka akan cenderung terjadi pekerjaan tebak-tebakan yang belum tentu benar dan membuang-buang waktu, malah akan membuat kerusakan semakin rumit dan peluang salah estimasi semakin besar.
Prosedur Troubleshooting dibagi dalam 5 tahap
Tahap 1: Menguji dan mereproduksi gejala kerusakan
Tahap yang paling awal dari proses trouble shooting adalah melakukan verifikasi dan reproduksi gejala kerusakan.Dengarkan dan pahami keluhan secara seksama keluhan pelanggan dan mealkukan pengamatan dengan teliti gejala- gejala kerusakan yang terjadi.
Lakukan penilaian berdasarkan fakta yang ada dan jangan menggunakan dugaan yang tidak ada faktanya.
Ajukan pertanyaan diagnostik?
Untuk dapat menampilkan gejala kerusakan lakukan konfirmasi kepada pelanggan secara detail tentang gejala kerusakan yang terjadi.Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk menggali informasi secara mendalam.
- Apa = Apa gejala yang dirasakan pelanggan saat terjadinya kerusakan
- Kapan = Tanggal dan waktu, seberapa sering terjadinya kerusakan
- Dimana = Kondisi jalan, apakah jalan berlubang, halus, bergelombang, polisi tidur dll
- Kondisi = kondisi pengendaraan, hujan, panas, macet dll
- Apa yang terjadi = gejala kerusakan terus menerus atau kadang hilang.
Tahap 2: Menentukan ada atau tidaknya kerusakan
Tidak semua gejala yang dikeluhkan pelanggan merupakan kerusakan, bisa saja itu merupakan karakteristik bawaan mobil tersebut.
Jadi seorang teknisi harus mampu menentukan apakah keluhan pelanggan tersebut merupakan kerusakan atau hal yang wajar.
Jangan sampai melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak diperlukan, selain hanya membuang-buang waktu hal itu juga dapat menghilangkan kepercayaan pelanggan kepada kita.
Apa yang dimaksud dengan kerusakan atau malfungsi?
" Kerusakan atau Malfungsi adalah setiap kondisi abnormal yang terdapat atau ditemukan pada bagian tertentu dari suatu komponen, yang menyebabkan fungsi komponen tersebut menjadi tidak efektif".
Tahap 3: Memperkirakan penyebab kerusakan
Teknisi harus memperkirakan penyebab kerusakan secara sitematis berdasarkan gejala-gejala yang sudah diamati atau dirasakan secara langsung.Tips agar dapat melakukan perkiraan penyebab dengan tepat
- Jika malfungsi terjadi beberapa kali apakah ada persamaan biasa yang terjadi berulang kali (recurrence)?
- Apakah ada pola kebiasaan pelanggan yang dapat mempengaruhi kerja kendaraan?
- Apa penyebab malfungsi serupa yang sudah pernah diperbaiki?
- Apakah ada malfungsi pendahuluan pada sejarah perbaikan terdahulu
Jadi perkiraan penyebab harus didekati dari sudut pandang yang luas.
Tahap 4: Pemeriksaan area yang diduga bermasalah dan penentuan sebab kerusakan
Proses troubleshooting dilakukan untuk menemukan sebab utama terjadinya kerusakan, dan perlu dijalankan secara bertahap dan juga berulang-ulang, berdasarkan data/fakta yang diperoleh melalui pengujian (pemeriksaan)Point Penting Pemeriksaan
- Pemeriksaan sistematis berdasarkan item pada fungsi kendaraan,konstruksi dan cara kerja
- Memulai dengan pemeriksaan fungsi sistem, menyempit ke target bawahnya secara bertahap untuk pemeriksaan setiap komponen.
- Menggunakan tester untuk memeriksa kapan saja diperlukan (gambar dapat digunakan sebagai panduan)
Tahap 5: Mencegah berulangnya kerusakan
Proses perbaikan Reparasi tidak semata-mata selesai ketika gejala kerusakan sudah dihilangkan. Tetapi harus juga menghilangkan kemungkinan terulangnya keruskan dengan gejala yang sama.Point penting untuk mencegah perbaikan ulang
- Apakah penyebabnya merupakan kejadian individual,atau disebabkan oleh parts lain?
- Apakah penyebabnya umur part?
- Apakah penyebabnya perawatan yang salah?
- Apakah penyebabnya penanganan atau pengoperasian yang salah
- Apakah penyebabnya kondisi penggunaan yang salah?