Otomotif - NissanMotor Indonesia (NMI) telah mengungkapkan rencana mereka untuk membawa produk kendaraan listrik Leaf ke Indonesia tahun depan. Nissan percaya diri menghadirkan produk tersebut sebagai bagian dari rencana memasuki era kendaraan listrik di Asia Tenggara.
Toyota sebagai salah satu produsen dengan produk mobil-mobil ramah lingkungan, memuji langkah Nissan ini. Namun ada hal yang perlu diperhatikan membawa produk listrik ke Tanah Air.
“Leaf mau masuk ke Indonesia, tidak apa. Namun perlu dilihat, ada komitmen soal pengisian daya tidak. Dari pemerintah atau pihak lain. Ingat, pengisian daya ada banyak jenisnya. Itu perlu dipikirkan,” ucap Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto saat ditemui beberapa waktu lalu.
Soerjo menganggap langkah untuk kendaraan listrik di Indonesia selama ini diibaratkan ayam dan telur. Siapa lebih dulu yang menghadirkan produk dan infrastruktur.
Namun dari pandangan Toyota, saat ini jalan keluar sebenarnya ada pada produk hybrid atau mesinhibrida. Ini karena kemudahan mesin tanpa harus memikirkan tempat pengisian bahan bakar.
“Ini seperti dulu ada BBG (Bahan Bakar Gas). Operator taksi disuruh pakai, tapi bingung karena tempat pengisiannya paling hanya beberapa di Jakarta. Itu juga yang dipikirkan di kendaraan listrik. Makanya hybrid tidak ada masalah,” ucap Soerjo.
Toyota sendiri sudah menawarkan produk hibrida untuk pasar Indonesia yakni Camry dan Alphard yang memiliki teknologi tersebut. Namun banderol harga keduanya cukup mahal yakni mulai dari Rp 800 jutaan.
Otomotif - Ratusan mobilToyota Avanzanampak memenuhi ruas tol Trans Jawa pada 9-10 Maret 2019 lalu.Komunitaspara pengguna Avanza ini sedang merayakan Jambore Nasional Toyota Avanza Club Indonesia (TACI) yang ke 2.
Acara yang diselenggarakan di Kaliurang, Yogyakarta ini diawali dengan berkumpul di km 57 gerbang tol Colomadu, Jawa Tengah. Kegiatan yang bertema "We Are One, We Are TACI" ini dihadiri lebih dari 300 anggota TACI dari seluruh Indonesia.
Beragam kegiatan digelar sejak hari pertama. Acara fun games, team building, persembahan tarian tradisional, live musik, dan doorprize mengisi kegiatan pada jamnas tersebut.
Puncaknya adalah penandataganan nota kesepahaman TACI dan BNN sebagai relawan anti narkoba.
Kegiatan pada hari kedua, para anggota ikut melakukan senam sehat dan bersama-sama sarapan pagi. TACI juga membuat bakti sosial dengan memberikan bantuan dana pada pembangunan masjid sekitar.
Setelah dua hari berkumpul, para anggota kembali ke daerah masing-masing dengan terlebih dulu mengunjungi Candi Prambanan. Acara ditutup dengan pemberian hadiah Umroh bagi anggota yang beruntung.
Otomotif - Otomotif balap pasti mempunyai penggemarnya. Bukan hanya untuk kalangan berduit, tetapi juga kalangan menengah ke bawah. Melihat peluang itu banyak produsen otomotif yang mengeluarkan mobil sport dengan spesifikasi yang berasa mobil balap. Kondisi ini untuk memberikan pengalaman berbeda kepada setiap pengendara yang menginginkan menaiki mobil balap yang sebenarnya.
Sudah banyak pabrikan yang meluncurkan mobil sport dengan spesifikasi mobil balap. Bukan hanya performa mesin yang gila-gilaan, tetapi juga desain serta fitur penunjang lainnya. Salah satu produsen mobil yang mengeluarkan mobil sport tersebut adalah Toyota. Kabarnya produk mereka yang telah berhenti produksi akan diproduksi lagi.
Mobil legendaris dari Toyota kabarnya akan meluncur kembali ke dunia otomotif setelah vakum cukup lama, mobil tersebut adalah Toyota Supra. Mobil ini kembali hadir bukan hanya meramaikan meja produksi Toyota, tetapi juga akan bertarung di ajang balap.
Mobil Toyota Supra dilahirkan karena ada kolaborasi antara Toyota dengan BMW. Walaupun begitu identitas dari Toyota tidak akan tergantikan BMW. Lahirnya Toyota Supra sebenarnya juga untuk menyaingi New Aston Martin Vantage, BMW M8, dan Ferrari 488 dalam kompetisi GTE.
Pada tahun 2018 ini sebenarnya Toyota Supra sudah dikenalkan, namun masih dalam bentuk konsep. Pengenalan tersebut pada ajang Geneva Motor Show 2018 dan konsep yang diusung adalah mobil balap. Dan kabarnya Toyota Supra secara resmi akan melakoni debutnya pada semester pertama tahun 2019.
Kehadiran Toyota Supra generasi terbaru memang patut dinantikan. Bukan hanya akan menjadikan mobil ini kaya sejarah, tetapi juga ikut meramaikan pasar mobil premium sport. Rasanya akan kurang jika Otolovers belum mengetahui sejarah dari Toyota Supra. Untuk itu telah disajikan ulasan tentang generasi Toyota Supra, serta spesifikasi dan harga Toyota Supra.
Memang pantas jika Toyota Supra mendapat julukan mobil legendaris. Pasalnya mobil ini sendiri pertama kali mengaspal pada tahun 1978. Tahun tersebut menandakan peluncuran generasi pertama dari Toyota Supra. Generasi pertama bermula pada tahun 1978 sampai 1981, selama kurun waktu tersebut Toyota Supra dikenal dengan nama Celica XX. Pada Toyota Supra ini sudah menggunakan mesin 6 silinder dan tersedia dalam 3 tipe, yaitu M 2000cc, 4M 2600cc, dan 5M 2800cc.
Generasi selanjutnya atau generasi kedua (1982 - 1986) masih menggunakan konsep yang sama dengan generasi pertama dari Toyota Supra. Akan tetapi wheelbase generasi kedua ini lebih panjang ketimbang generasi sebelumnya. Pembeda lainnya juga terletak pada bagian depan Toyota Supra yang menggunakan lampu fully retractable. Dari sisi mesin sendiri Toyota Supra Gen II masih menggunakan mesin 6 silinder dengan dua pilihan, yaitu 1G 2000cc dan 5M-GE 2800cc.
Perbedaan yang mencolok terlihat pada generasi ketiga dari Toyota Supra (1986-1992). Desainnya pun lebih sporty dan sangat jauh berbeda dengan Celica. Untuk urusan mesin Toyota Supra Gen III ini menggunakan 3 pilihan mesin, yaitu 2000cc, 2500cc, dan 3000cc. Selain itu untuk mesin 2000cc dan 3000cc sudah ada dua pilihan mesin juga, yaitu mesin standar dan mesin turbo.
Untuk generasi selanjutnya atau generasi keempat dari Toyota Supra (1993-2002) juga sangat berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Dari sisi desain sampai mesin Toyota Supra ini bisa dibilang yang paling modern. Ada dua pilihan mesin standar dan turbo dengan kapasitas 3000cc. Mesin tersebut ditopang dengan transmisi 6 percepatan dan performa mesin Toyota Supra ini mencapai 270 km/jam.
Pada tahun 2008 Toyota Supra muncul kembali, tetapi hanya sebatas prototype. Tampilannya lebih meyakinkan dibanding pendahulunya. Sedangkan Toyota Supra prototype ini diberi nama Toyota FT-HS.
Kehadiran Toyota Supra generasi terbaru memang sudah ditunggu-tunggu. Desain yang dirancang pun sudah modern dan mewah. Terlebih lagi karakter balap dari mobil Toyota Supra sangat menonjol. Kabarnya akan ada spoiler belakang yang akan menjulang ke atas. Bukan hanya itu tetapi juga dilengkapi dengan bodi kit dan komponen racing lainnya.
Kabarnya sendiri Toyota Supra terbaru ini akan menggunakan mesin 6-silinder ilnline. Karena mobil ini merupakan hasil dari kerjasama dengan pabrikan BMW mesin tersebut kabarnya menggunakan mesin BMW berkapasitas 3.000cc. Mesin yang disematkan pada Toyota Supra ini pun juga dilengkapi dengan turbocharger.
Dengan tipe mesin dan kapasitas silinder tersebut Toyota Supra bisa menghasilkan tenaga sebesar 335 Hp dengan torsi puncak 500 Nm. Kecepatan yang dihasilkan pun terbilang kencang, dengan kecepatan 100 kpj dari kondisi diam dalam waktu 4.5 detik.
Bukan hanya soal mesin yang membuat tergiur, tetapi juga interior Toyota Supra. Teknologi terbaru kabarnya juga akan disematkan pada mobil satu ini. Diantaranya Toyota Supra akan dibekali dengan instrument panel digital, driver assistance suite, serta navigasi built-in. Dan kabar lainnya Toyota Supra akan menggunakan sistem hiburan BMW iDrive, tetapi dengan tampilan ala Toyota.
Toyota Supra generasi terbaru memang belum resmi diluncurkan. Tetapi sudah banyak kabar beredar yang menyebutkan bahwa mobil Toyota Supra generasi terbaru ini akan segera meluncur waktu dekat-dekat ini. Pasalnya sudah banyak bocoran mulai dari desain dan mesin dari Toyota Supra
Jika berbicara harga Toyota Supra pun sebenarnya juga sudah ada kabar berapa kisaran harga Toyota Supra tersebut. Untuk saat ini kabar yang beredar harga Toyota Supra sekitar Rp880 juta. Harga Toyota Supra ini sendiri merupakan harga jual Toyota Supra di Amerika. Jika dalam uang dollar kisaran harga Toyota Supra US$63,5.
5 Tips Membeli Mobil Bekas Diesel dengan Kondisi Terbaik! -
5 Tips Membeli Mobil Bekas Diesel dengan Kondisi Terbaik!
Pilihan mobil bekas diesel seperti Panther, Innova, Fortuner, hingga Pajero Sport tak pernah sepi peminat. Ada banyak keuntungan yang bisa didapat jika memiliki kendaraan berbahan bakar solar ini. Bahan bakar yang murah dan irit adalah dua di antaranya.
Apakah Anda salah satu peminat jenis mobil bekas diesel, OtoFriend? Tentunya sebelum memilih, ada beberapa poin penting yang pelu Anda perhatikan. Mari simak tips membeli mobil diesel bekas terbaik berikut ini.
#1: Menstarter Mobil Bekas Diesel
Sama seperti membeli mobil bekas bensin, Anda pun harus mengecek keadaan mobil saat ia di-starter. Mesin mobil-mobil diesel sangat mudah menyala karena menggunakan busi pijar. Lakukan pengecekan ini ketika mobil masih dalam keadaan dingin. Bila sulit dinyalakan dalam satu hingga kali starter, berarti ada yang tak beres dengan komponen internalnya.
Sementara itu, saat mobil sudah menyala, amati suara yang keluar dari mesin. Injak pedal gas sesekali untuk mendeteksi kerusakan. Bila suara yang keluar padat dan bertenaga, berarti mobil diesel tersebut dalam kondisi baik. Di sisi lain, bila ada suara knocking yang keluar saat mesin menyala, itu berarti ada masalah pada sistem pengapian diesel.
#2: Mengecek Kompresi Mesin
Kompresi mesin adalah salah satu bagian vital dari mobil diesel. Cara memeriksa kompresi mesin kendaraan diesel dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Nyalakan mesin mobil bekas diesel idaman;
Buka penutup wadah saluran oli mesin;
Injak pedal gas mobil setelahnya.
Amati apabila ada hembusan udara kuat yang keluar dari lubang saluran oli mesin tersebut. Jika Anda menemui hembusan seperti itu, hal ini menandakan bahwa kompresi mesin mobil itu sudah tak prima.
Baca Juga: Awas Beli Mobil Bekas Curian! Ini Cara Membedakannya
#3: Mengecek Tegangan Baterai Mobil Diesel
Mobil diesel pada umumnya memiliki tegangan baterai sebesar 12 volt. Sementara itu kendaraan diesel berupa bus dan truk memiliki tegangan 24 volt untuk masing-masing baterainya. Lakukanlah pengecekan tegangan tersebut menggunakan volt meter.
Apabila Anda maupun penjual tidak memiliki alat tersebut, lakukan pengecekan pada dashboard mobil. Apabila kunci kontak berada dalam posisi nyala dan indikator baterai tak menyala, itu berarti tidak ada masalah pada tegangan baterai mobil tersebut.
#4: Mengcek Kandungan dan Konsistensi Oli Mobil
Pengecekan oli merupakan salah satu hal yang tak boleh terlewat saat akan membeli mobil. Hal ini pun berlaku saat Anda akan membeli mobil bekas diesel. Jangan heran bila oli mobil diesel memiliki warna hitam. Mengutip situs autoexpose.org, kondisi ini ternyata normal untuk mobil diesel, OtoFriend!
Hal pertama yang perlu Anda perhatikan dari oli mobil diesel adalah kandungan di dalam cairannya. Tarik stik oli dan bila di dalamnya tak terdapat serpihan kerak atau kotoran, itu berarti oli dalam keadaan baik. Hal kedua adalah konsistensi oli. Apabila cairan oli masih encer dan tak pekat, maka kondisinya pun tak perlu dikhawatirkan.
#5: Melihat Anomali pada Asap Knalpot
Tidak seperti mobil berbahan bakar bensin, kendaraan diesel berusia tua mengeluarkan asap keabuan yang cukup pekat. Sementara itu, mobil bekas diesel yang sudah modern lebih ramah lingkungan karena dilengkapi dengan diesel particulate filter (DPF).
Sebelum membeli, Anda sangat disarankan untuk melihat warna asap yang keluar dari knalpot mobil bekas tersebut. Jika warna yang keluar putih, itu berarti terdapat oli yang bocor di dalam ruang pembakaran. Hal ini termasuk dalam kerusakan yang cukup berat dan harus dihindari!
Baca Juga: Cara Mengenali Kerusakan Mobil Bekas dari Warna Asap Knalpot
Agar Anda bisa mendapatkan mobil bekas diesel dengan kondisi terbaik, libatkan OtoSpector dalam pengecekan kendaraan tersebut. Setiap pengecekan mengikuti standar 150+ Poin Inspeksi OtoSpectoryang termasuk pemeriksaan kelengkapan surat kendaraan. Semoga informasi di atas tadi bermanfaat!
Menganalisa Gangguan Pada Sistem Kontrol Transmisi Otomatis
Periksa Sistem Kontrol Transmisi Otomatis Sebelum Memutuskan Melakukan Overhaul
Sistem kontrol transmisi otomatis menggunakan komponen-komponen elektronika seperti: sensor-sensor, solenoid dan relay untuk mengatur operasi dari clutch, gear dan torque converter transmisi otomatis. Pada aplikasi dimana fungsi-fungsi ini tidak terintegrasi dengan powertrain control module atau PCM maka digunakanlah transmission control module atau TCM yang terpisah untuk mengontrol kerja transmisi otomatis. Hal tersebut yang akan menjadi fokus pada artikel ini: Memahami interaksi antara PCM dan TCM.
Sama seperti halnya dengan PCM, TCM juga membutuhkan informasi yang akurat agar dapat bekerja dengan sempurna. Jika TCM mendapatkan informasi yang tidak benar dari sensor-sensor internal transmisi otomatis atau mendapatkan input yang salah dari PCM atau sensor mesin lainnya maka akan menimbulkan efek yang buruk pada kerja transmisi otomatis. Gejala yang dapat dirasakan antara lain: perpindahan gigi transmisi otomatis menjadi kasar, perpindahan gigi terjadi pada RPM yang salah atau bahkan transmisi otomatis masuk ke mode "limp-in" sehingga mobil hanya berjalan dengan gigi dua atau gigi tiga saja.
Informasi -Informasi Penting Yang Dibutuhkan TCM
Ukuran transmisi otomatis semakin kecil saat ini jika dibandingkan dengan model-model terdahulu. Kebanyakan transmisi otomatis generasi saat ini mempunyai sistem kontrol adaptasi yang akan selalu "mempelajari" titik perpindahan gigi (shift point) yang paling baik berdasarkan input sensor dan feedback yang diterima TCM.
TCM akan akan melakukan strategi adaptasi perpindahan gigi untuk mengkompensasi perubahan yang terjadi pada performa mesin dan keausan yang terjadi pada komponen transmisi yang bergesakan di dalam clutch.
Dengan terus melakukan adapatasi secara halus pada perpindahan dan pertautan gigi transmisi, TCM berusaha untuk selalu menjaga kualitas perpindahan gigi secara konsisten.
TCM juga selalu memonitor apa yang terjadi di dalam transmisi otomatis melalui berbagai speed sensor dan gear range sensor yang akan memberi tahu apakah perpindahan gigi berlangsung dengan baik pada tingkat kecepatan yang ditentukan.
TCM juga memerlukan informasi tentang kecepatan mobil dan informasi ini diberikan oleh vehicle speed sensor. TCM juga membutuhkan informasi tentang putaran (rpm) dan beban mesin.
Pada beberapa aplikasi, sinyal tentang rpm dihubungkan dengan menggunakan kabel secara langsung ke TCM maupun ke PCM. Terdapat jalur kabel khusus antara crankshaft position sensor dan TCM untuk memberikan informasi tentang putaran mesin.
Pada apalikasi yang lain sinyal rpm hanya diberikan ke PCM dan kemudian PCM akan meneruskan sinyal tersebut ke TCM melalui sisrkuit data BUS.
Besarnya beban mesin dapat ditentukan dari posisi throttle, kevakuman intake adan air flow. Tergantung pada jenis EFI yang digunakan (speed density atau air flow), informasi mengenai beban mesin dapat disuplai oleh throttle position sensor (TPS), manifold absolute pressure sensor (MAP) atau melalui vane airflow sensor (VAF) atau mass airflow sensor (MAF).
Sama seperti sinyal rpm tadi, informasi dari berbagai sensor tersebut dapat diteruskan langsung ke TCM atau terlebih dahulu dikirimkan ke PCM baru kemudian diteruskan ke TCM melalu saluran data BUS.
Dampak Input Sensor Yang Buruk Terhadap Transmisi Otomatis
Karena transmisi otomatis perlu mengetahui informasi tentang putaran dan beban mesin serta kecepatan kendaraan agar dapat menetukan shift point yang tepat, maka input sensor yang tidak tepat atau hilangnya input tersebut dapat menimbulkan masalah pada TCM.
Sinyal throttle position sensor menggantikan kabel throttle kickdown pada sistem mekanikal transmisi otomatis yang dahulu. Jadi jika TPS membaca terlalu tinggi atau rendah maka dapat mempengaruhi kickdown shift saat akselerasi, begitu juga saat perpindahan gigi naik atau turan pada kondisi normal.
Jika TCM tidak mendapatkan sinyal dari TPS, TCM dapat menggantikan informasi tersebut dengan kalkulasi sudut throttle yang diberikan oleh PCM melalu data BUS. Hal ini tentu saja akan sangat mempengaruhi karakteristik perpindahan gigi transmisi.
Kerusakan throttle position sensor tidak akan selalu memunculkan kode DTC. PCM cukup cerdas untuk mengetahui kapan TPS bekerja dengan baik dan kapan tidak. PCM dapat menganalisa sinyal TPS dengan membandingkan sinyal TPS dengan rpm, sinyal MAP sensor dan air flow sensor untuk menentukan apakah sinyal TPS benar atau tidak. Jika sinyal TPS tidak sesuai dengan input sensor-sensor lainnya yang digunakan untuk mengukur beban kerja mesin, maka PCM akan memunculkan kode DTC.
Mode Limp-In Pada Transmisi Otomatis
Pada kondisi tertentu, seperti hilangnya salah satu atau lebih input dari sensor-sensor vital pada TCM maka transmisi otomatis akan masuk ke mode Limp-In atau mode default.
Ketika kerusakan serius terdeteksi (seperti hilangnya sinyal speed sensor) atau ada masalah pada wiring circuit kesalah satu solenoid, maka TCM akan memutuskan power suplai yang menuju ke relay TCM dan menonaktifkan semua solenoid perpindahan gigi. Hal ini akan mengakibatkan transmisi otomatis hanya dapat bekerja dengan gigi 2 atau gigi 3 saja.
Transmisi otomatis akan terus berada dalam mode Limp-In sampai:
Masalah dianalisa dan diperbaiki
Power suplai ke TCM diputuskan sementara untuk mereset komputer. Hal ini mungkin akan membuat transmisi otomatis bekerja dengan normal sementara waktu, namun saat TCM kembai mendetekasi adanya masalah maka akan segera kembali masuk ke mode Limp-In.
Cara Membaca Kode DTC Transmisi Otomatis Toyota Secara Manual
Kode DTC Transmisi Otomatis
Sama halnya dengan PCM, TCM mempunyai kemampuan untuk melakukan self diagnose dan menampilkan kode DTC yang dapat dibaca dengan menggunakan scantool, jadi jika lampu MIL (Malfunction Indicator Lamp) menyala dan transmisi tidak bekerja dengan benar kemungkinan ada kerusakan pada transmisi otomatis atau mungkin saja kerusakan pada mesin. Agar dapat mengetahui dengan pasti apa yang rusak harus melihat kode DTC dengan scantool.
Sering terjadi salah analisa dimana diduga terdapat masalah pada transmisi otomatis namun sebenarnya berasal dari mesin, dan demikian sebaliknya. Jika torque converter terlalu cepat mengunci atau tidak terlepas dengan cepat maka akan menimbulkan gejala getaran pada driveline yang mungkin dirasakan seperti getaran mesin karena misfire. Jika torque converter tidak mau terlepas sama sekali maka dapat menyebabkan mesin mati saat mobil akan berhenti.
Oleh karena itu sangat penting untuk selalu memastikan bahwa mesin bekerja dengan baik dan tidak ada kode DTC mesin yang berdampak pada kinerja transmisi otomatis pada saat melakukan analisa gangguan pada sistem kelistrikan transmisi otomatis. Dengan kata lain perbaiki dahluu kerusakan pada sistem mesin sebelum melakukan perbaikan pada sistem transmisi otomatis.
Jika terjadi masalah pada komunikasi data BUS antara TCM dan PCM maka kemungkinan kode DTC transmisi otomatis tidak dapat diakses sebelum masalah komunikasi tersebut diperbaiki. Kemungkinan penyebab bisa diakibatkan oleh open circuit atau short circuit ke ground atau kerusakan di dalam modul dan komponen yang terhubung ke jalur data BUS.
Jalur data BUS selalu dimonitor setiap saat kunci kontak ON. Jika tidak ada pesan yang diterima dari PCM selama 10 detik, hal itu memberitahukan TCM ada sesuatu yang salah dan akan memunculkan kode DTC data BUS.
Jika transmisi dapat menemukan sinyal putaran mesin dari crankshaft sensor atau dari PCM maka transmisi otomatis dapat dipaksa masuk ke dalam mode Limp-In. Masalah tersebut akan memunculkan kode DTC crankshaft dan akan menyalakan lampu MIL. Kemunkinan penyebab bisa saja terjadi open circuit atau shot circuit pada sirkuit crankshaft sensor, masalah pada konektor TCM atau open circuit atau shot circuit pada sirkuit ground crankshaft sensor atau terjadi kerusakan pada TCM dan PCM.
Pada aplikasi sistem OBD II, berbagai kode DTC transmisi otomatis termasuk di dalam daftar kode DTC "generic" OBD II. Jika TCM mendeteksi masalah yang dapat mempengaruhi emisi gas buang maka TCM akan mengirim pesan melalui jalur data BUS ke PCM untuk menyalakan lampu MIL.
Kode DTC akan tersimpan di dalam TCM dan akan terus bertahan disana sampai dihapus atau kerusakan tidak terdeteksi kembali dalam 40 drive cycle secara terus menerus. Lampu MIL bisa saja mati namun kode DTC tetap tersimpan di dalam memori jika tidak ada kesalahan yang terdeteksi selama 3 kali drive cycle secara berurutan.
Tujuh Langkah Cara Melakukan Trobleshooting Pada Sistem Elektronik Transmisi Otomatis
Beikut tujuh langkah yang direkomendasikan saat melakukan trobleshooting pada sistem kelistrikan transmisi otomatis:
1. Verifikasi keluhan
Apakah perpindahan gigi transmisi yang tidak sempurna, bergetar, transmisi selip dll ?
2. Verifikasi gejala yang terkait
Apakah mesin mengalami overheat, atau ada kode DTC mesin atau masalah driveablity pada mesin..?
3. Analisa gejala dan kapan gejala tersebut terjadi
Apakah keluhan hanya terjadi saat panas, dingin atau pada kecepatan tertentu saja..?
4. Periksa kemungkinan adanya TSB yang dikeluarkan pabrikan yang terkait dengan keluhan
5. Perbaiki kerusakan
Dengan berpatokan pada kode DTC yang munjul atau tabel gejala kerusakan lakukan langkah pemeriksaan untuk memperkecil kemungkinan penyebab. Apakah masalah tersebut di dalam atau diluar transmisi..? Apakah masalahnya pada sistem mekanikal, hidrolik atau elektrikal...?
6.Perbaiki kerusakan
Ganti komponen yang rusak, ganti transmisi atau perbaiki kerusakan pada sirkuit kelistrikan transmisi otomatis.
7. Verifikasi perbaikan
Apakah langkah perbaikan yang dilakukan telah menyelesaikan masalah yang dikeluhkan.
Demikianlah Artikel Menganalisa Gangguan Pada Sistem Kontrol Transmisi Otomatis
Sekianlah artikel Menganalisa Gangguan Pada Sistem Kontrol Transmisi Otomatis kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Menganalisa Gangguan Pada Sistem Kontrol Transmisi Otomatis dengan alamat link https://bengkelmobilkpm.blogspot.com/2018/08/menganalisa-gangguan-pada-sistem.html
Apakah Yang Dimaksud Dengan Throttle Atau Idle Learn ..??
Engine Control Module (ECM) selalu mempelajari dan memonitor aliran udara yang masuk ke dalam mesin melalui throttle body untuk mengatur putaran idle mesin yang stabil. Parameter aliran udara yang dipelajari tersebut tersimpan di dalam memori ECM. Proses mempelajari aliran udara ini akan terus dilakukan oleh ECM untuk menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi selama opersai mobil dan agar dapat beradaptasi dengan berkurangnya aliran udara karena throttle body yang semakin kotor seiring bertambahnya jarak tempuh. Jika tingkat aliran udara pada throttle body mengalami perubahan, contohnya ketika throttle body dibersihkan maka harus dilakukan prosedur throttle atau idle learn.
Throttle Atau Idle Learn
Ketika throttle body yang sangat kotor dibersihkan atau melakukan penggantian throttle maka ECM memerlukan waktu untuk mempelajari beradaptasi dengan hal tersebut. Untuk mempercepat proses adaptasi ECM tersebut dapat dengan menggunakan bantuan scantool untuk merset semua parameter yang telah dipelajari sebelumnya kembali ke titik nol. Penggantian ECM baru juga mengharuskan mereset parameter tersebut kembali ke Nol.
Putaran idle dapat menjadi tidak stabil atau akan muncul kode DTC jika parameter learning tidak sesuai dengan aliran udara yang aktual.
Kondisi Yang Harus tercapai Untuk Menjalankan Prosedur Throttle Learn
Prosedur Reset Throttle atau Idle Learn Dengan menggunakan Scantool
Pastikan kode-kode DTC dibawah ini tidak ada di dalam memori ECM
Nilai manifold absolute pressure (MAP) lebih besar dari kPa.
Nilai mass air flow (MAF) diatas 2 g/s.
Tegangan ignition diatas 10 volt.
Panduan Diagnosa
Kebocoran udara yang tidak terukur pada sistem induksi udara atau kebocarn kevakuman mesin yang sangat kecil mungkin tidak akan sampai memunculkan kode DTC. Jika kondisi tersebut berlangsung dan tidak terdeteksi maka ECM tidak dapat mempelajari dengan benar parameter dapatasi aliran udara throttle body dari waktu ke waktu.
Parameter adaptasi yang tidak benar dapat menimbulkan berbagai gejala seperti putaran idle yang tidak stabil atau kasar dan mesin mati-mati. Jika kondisi ini dapat dideteksi dan diperbaiki maka sangat penting untuk melakukan prosedur idle learn untuk memastikan gejala kerusakan telah diatasi.
Prosedur Throttle Learn
Prosedur Throttle atau Idle Learn Menggunakan Scantool
Prosedur ini dilakukan setelah membersihkan atau mengganti throttle body.
1. Ignition ON, mesin OFF, lakukan prosedur Idle Learn atau Idle Learn Reset pada menu Configuration/Reset atau Module Setup.
2. Mesin idle, verifikasi parameter Throttle Body Idle Airflow Compensation pada scantool 0% dan putaran idle mesin berada pada putaran yang normal.
3. Hapus kode DTC.
Prosedur Idle Learn Tanpa Scantool
Prosedur ini dilakukan setelah melakukan programming atau penggantian ECM.
Catatan: JANGAN lakukan prosedur ini jika ada kode DTC yang muncul.
1. Mesin idle selama 3 menit.
2. ECM akan mulai mempelajari putaran idle dan parameter idlle speed akan mulai turun.
3. Ignition OFF selama 60 detik.
4. Hidupkan mesin dan biarkan idle selama 3 menit.
5. Verifikasi putaran idle dalam keadaan normal.
Jika putaran idle mesin tidak sesuai
Catatan: Selama drive cycle lampu cek engine mungkin akan menyala dengan memunculkan kode DTC idle speed. Jika kode DTC idle speed muncul, hapus terlebih dahulu kode DTC tersebut sehingga ECM dapat meneruskan prosedur learning.
5.1. Jalankan mobil dengan kecepatan diatas 70 km/h dengan melakukan deselerasi beberapa kali dan membiarkan idle.
5.2. Pastikan putaran idle sudah normal.
Jika belum normal
Ignition OFF selama 60 detik dan ulangi langkah 5.1.
Jika Putaran Idle Sudah Normal
5.3. Hapus seluruh Kode DTC yang muncul.
Demikianlah Artikel Prosedur Throttle Atau Idle Learn Chevrolet Spin
Sekianlah artikel Prosedur Throttle Atau Idle Learn Chevrolet Spin kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Prosedur Throttle Atau Idle Learn Chevrolet Spin dengan alamat link https://bengkelmobilkpm.blogspot.com/2018/08/prosedur-throttle-atau-idle-learn.html