Blog otomotif terpercaya serta panduan bengkel yang praktis dan mudah

Penyebab Dan Cara Memperbaiki Konsumsi Bahan Bakar Boros Pada Mesin EFI

=================================================================
Apakah konsumsi bahan bakar mobil Anda menjadi lebih boros dari biasanya..?

Apakah konsumsi bahan bakar mobil yang boros tersebut terjadi secara mendadak ataukah secara bertahap..?

Beberapa Penyebab Bahan Bakar Mobil Dengan Sistem EFI Jadi Boros

Berikut ini merupakan penyebab umum yang membuat konsumsi bahan bakar mobil menjadi lebih boros dari biasanya. Beberapa penyebab tersebut dapat menyalakan lampu cek engine.



Respon Oksigen Sensor Yang Melambat

Oksigen sensor dimobil berfungsi untuk memonitor campuran bahan bakar dan udara  agar ECU dapat menambah atau mengurangi bahan bakar sesuai dengan kebutuhan dan perubahan kondisi kerja mesin.

Seiring dengan usia pemakaian. respon oksigen sensor akan mulai melambat terhadap perubahan campuran bahan bakar dan udara, dan biasanaya akan mengeluarkan sinyal campuran kurus palsu, karena laporan campuran kurus tersebut ECU akan merespon dengan menambahkan bahan bakar padahal faktanya mesin tidak membutuhkan penambahan bahan bakar. Hasil akhirnya adalah campuran bahan bakar menjadi lebih gemuk dari seharusnya yang mengakibatkan meningkatnya konsumsi bahan bakar.


Langkah perbaikan yang harus dilakukan adalah dengan memeriksa respon oksigen sensor dengan menggunakan scantool atau osiloskop digital.
Apabila jarak tempuh mobil sudah cukup tinggi diatas 100.000 Km, respon oksigen sensor biasanya sudah melambat dan harus diganti.

Dengan menggunakan scantool baca nilai  Long Term Fuel Trim (LTFT). Jika nilainya menunjukkan negatif berarti campuran bahan bakar terlalu kaya. Hal ini mengkonfirmasi mengapa mesin boros bahan bakar, namun tidak memberitahu mengapa mesin bekerja dengan campuran terlalu kaya. hal tersebut dapat disebabkan oleh respon oksigen sensor yang melambat atau beberapa penyebab lainnya.

Coolant Sensor Rusak Atau Tidak Akurat

Coolant sensor berfungsi untuk memonitor temperatur kerja air pendingin yang bersirkulasi di dalam mesin. Jika sensor mengalami kerusakan atau pembacaannya menunjukkan suhu lebih rendah dari normal atau selalu menunjukkan pembacaan suhu dingin, maka ECU akan tetap bekerja pada mode "open loop" yang berarti campuran bahan bakar akan selalu dalam keadaan kaya.

Campuran bahan bakar yang lebih kaya dibutuhkan saat mesin akan dihidupkan pada kondisi dingin agar mudah hidup. Namun jika campuran bahan bakar tetap dalam kondisi kaya saat mesin sudah panas bahan bakar akan terbuang percuma sehingga konsumsi bahan bakar menjadi sangat boros.

Cara mudah memeriksa coolant sensor adalah dengan menggunakan scantool dan membandingkan nilai pembacaan antara coolant sensor dan inlet air temperature saat mesin dalam keadaan dingin. Keduanya harus menunjukkan pembacaan nilai yang sama. Kemudian hidupkan mesin dan perhatikan pembacaan nilai coolant sensor harus berangsur-angsur naik. Jika pembacaan cooalnt sensor menunjukkan suhu 85-90 derajat celcius saat mesin sudah panas berarti sensor tidak ada masalah.

Jika pembacaan nilai coolant sensor tidak mengalami perubahan atau tidak mencapai temperatur kerja mesin yang noremal maka masalahnya dapat diakibatkan oleh kerusakan coolant sensor atau kerusakan pada thermostat yang tidak dapat menutup saat mesin dingin.

Langkah pemeriksaan selanjutnya adalah dengan memeriksa tahanan coolant sensor dengan menggunakan ohm meter. Jika hasil pengukuran tidak sesuai dengan spesifikasi maka coolant sensor telah rusak dan perlu diganti.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan coolant sensor tidak bermasalah maka kemungkinan penyebab masalah adalah thermostat.

Kerusakan Thermostat

Thermostat berfungsi untuk menjaga temperatur mesin selalu berada dalam temperatur kerja dan membantu untuk mempercepat mesin mencapai temperatur kerjanya saat dihidupkan pada suhu dingin. Thermostat biasanya dipasang pada housing tempat pemasangan selang radiator atas ke mesin.

Saat mesin masih dingin, thermostat harus tertutup untuk mencegah air radiator bersirkulasi ke radiator. Thermostat akan mulai terbuka saat mesin mulai panas dan temperatur coolant mencapai 85-90 derjat celcius.

Jika thermostat tidak tertutup dengan sempurna atau tidak tertutu sama sekali saat mesin dingin maka air radiator akan bersirkulasi ke radiator saat mesin berusaha mencapai temperatur kerjanya. Hal ini akan menghambat mesin untuk panas dengan cepat atau bahkan tidak dapat mencapai temperatur kerjanya sama sekali sehingga ECU tidak akan masuk ke mode "closed loop"  dan mengakibatkan konsumsi bahan bakar menjadi boros.


Untuk memeriksa kerja thermostat dapat dilakukan dengan merasakan aliran air pada selang radiator atas. Jika terasa sirkulasi air pendingin di dalam selang radiator pada saat mesin dingin berarti thermostat dalam keadaan terbuka. Gantilah thermostat untuk mengatasi masalah ini.

Terjadi Masalah Misfire Pada Mesin 

Jika mesin mengalami misfire karena beberapa hal maka bahan bakar akan terbuang percuma dan konsumsi bahan bakar menjadi sangat boros.

Misfire dapat disebabkan oleh masalah sistem pengapian seperti:

  • Busi yang kotor dan aus
  • Kabel busi yang jelek 
  • Ignition coil lemah atau 
  • Kebocoran pada kabel busi atau igntion coil

Misfire juga dapat disebabkan oleh injektor yang kotor, kebocoran kevakuman pada intake manifold atau tekanan bahan bakar yang rendah dan tejanan kompresi yang rendah pada satu atau lebih silinder mesin.

Pada mobil produksi tahun 1996 keatas dengan sistem OBD II gejala misfire yang cukup parah dan mempengaruhi emisi gas buang kendaraan  akan menyalakan lampu cek engine dan memunculkan kode DTC misfire.

Namun jika gejala misfire berada pada tingkat dimana kode DTC akan muncul maka kemungkinan lampu cek engine tidak akan menyala dan kode DTC misfire tidak tersimpan di dalam memori ECU.

Jika Anda mempunyai akses menggunakan scantool pabrikan atau scantool profesional yang dapt mambaca data "Mode $06" maka Anda akan dapat memeriksa tingkat misfire yang terjadi pada setiap silinder mesin. Melalui hasil pembacaan data ini dapat dilihat misfire pada satu atau beberapa silinder walaupun tidak ada kode DTC yang muncul.

Jika lampu cek engine mnyala dan terdapat kode DTC misfire yang spesifik seperti DTC P0301 yang menunjukkan terjadinya misfire pada silinder nomor ,  periksalah busi, kabel busi (jika menggunakan), ignition coil pada silinder tersebut.

Jika komponen sistem pengapian terlihat tidak ada masalah maka kemungkinan masalahnya adalah injektor yang mati atau kotor.

Jika terdapat kode DTC P0300 random misfire kemungkinan penyebabnya adalah campuran bahan bakar yang terlalu kurus akibat kebocoran intake manifold atau EGR valve dan tekanan bahan bakar yang rendah.

Kebocoran Intake Manifold Atau Valve EGR

Kebocoran kevakuman pada gasket intake manifold atau pada intake manifold itu sendiri serta selang kevakumannya dapat membuat campuran bahan bakar terlalu kurus dan menyebabkan misfire pada mesin yang meningkatkan konsumsi bahan bakar.

Begitu pula valve EGR yang tidak menutup saat idle, saat mesin dingin, atau mesin sedang tidak dalam beban berat dapat mengakibatkan gas buang masuk ke dalam intake manifold yang membuat campuran bahan bakar menjadi terlalu kurus dan suli terbakar sehingga bahan bakar menjadi boros.

Periksalah kebocoran kevakuman, dan lepaskan serta bersihkan bagian bawah valve EGR. Kebocoran kevakuman dapat diketahui dengan menyemprotkan throttle cleaner pada permukaan intake manifold saat mesin posisi idle. Jika putaran idle tiba-tiba meningkat berarti cleaner tersebut tersedot masuk kedalam mesin melalu tempat yang bocor di intake manifold. Perbaikan yang dapat dilakukan dapat mengganti gasket intake manifold atau intake manifold itu sendiri jika retak atau pecah. Trik sederhana dan murah untuk memperbaiki kebocoran pada intake manifold bisa menambalnya dengan menggunakan lem epoxy temperatur tinggi.

CATATAN:
Kebocoran yang kecil saja pada intake manifold sudah dapat mengacaukan campuran bahan bakar dan udara. Teknisi profesional biasanya menggunakan smoke machine untuk memeriksa kebocoran yang sangat kecil.
Smoke machine menghasilkan uap asap mineralyang dimasukkan ke dalam intake manifold demgam kondisi mesin mati. Jika terdapat kebocoran maka akan terlihat asap keluar melalu retakan tersebut.
.
Jika tidak ada kebocoran kevakuman pada intake manifold, lepaskan valve EGR dan periksa bagian bawah valve EGR dan lubang di intake manifold dari adanya deposit karbon yang menyebabkan valve EGR tidak dapat tertutup. Periksa juga sambungan selang vakum valve EGR dan solenoidnya untuk mengetahui apakah keduanya bekerja dengan baik. Tidak boleh ada kevakuman pada EGR valve saat mesin idle atau mesin dingin.

Busi Kotor Atau Aus

Busi yang kotor atau aus sudah pati akan membuat mesin misfire dan meningkatkan konsumsi bahan bakar menjadi sangat boros. Busi platinum atau iridium dapat dipakai sampai diatas 100.000 Km, namun jika mobil sering dipakai dengan jarak pendek atau pada jalan macet akan membuat elektroda busi cepat kotor tertutup deposit karbon. Mesin yang sudah mengkonsumsi oli cukup tinggi juga dapat membuat busi cepat kotor.


Lepaskan dan periksa kondisi busi. Bersihkan jika elektrodanya tampak kotor dan setel celahnya sesuai spesifikasi atau jika ragu lebih baik ganti saja busi satu set.

Fuel Injector Kotor

Deposit kerak bahan bakar dapat terbentuk di dalam fuel injector yang memuat injector tidak dapat menyuplai bahan bakar dalam jumlah yang normal. Hal ini akan membuat campuran bahan bakar menjadi lebih kurus dan memicu terjadinya misfire yang membuat konsumsi bahan bakar menjadi boros.

Coba tuangkan satu botol fuel injection cleaner yang berkwalitas tinggi ke dalam tangki bahan bakar. ini akan membutuhkan beberapa kali pengisian bahan bakar sebelum menunjukkan perubahan konsumsi bahan bakar.

Jika hal tersebut tidak memberikan hasil yang berarti, coba bersihkan fuel injector secara profesioanal untuk mengembalikan performanya yang normal.

Jika kondisi injector sangat kotor untuk dibersihkan atau memang sudah rusak maka penggantian injector merupakan satu-satunya jalan untuk mengatasi hal tersebut.



Tekanan Kompresi Yang rendah

Jika jarak tempuh mobil sudah sangat tinggi (diatas 100,000 Km), konsumsi bahan bakarnya mungkin sudah boros karena tekanan kompresinya sudah tidak seperti dulu lagi. Seiring dengan meningkatnya jarak tempuh mobil maka keausan pada ring piston dan valve juga semakin bertambah. Hal ini akan membuat tekanan kompresi mesin berangsur-angsur akan menurun  dan membauat tenaga mesin menjadi drop dan konsumsi bahan bakar menjadi boros.

Jika tekanan kompresi mesin dicurigai sudah lemah, periksalah dengan menggunakan compression test. Jika tekanannya memang sudah rendah dibawah spesifikasi maka satu-satunya jalan adalah dengan melakukan overhaul mesin dan mengganti komponen-komponen yang sudah aus.

Menggunakan Tingkat Kekentalan Oli Yang salah

Mobil-mobil keluaran tebbaru saat ini membutuhkan oli mesin yang lebih encer 5W-20 atau 5W-30. Beberapa mesin bahkan menggunakan oli  0W-20.


Oli mesin yang lebih encer tersebut memperbaiki konsumsi bahan bakar khususnya pada cuaca dingin dimana oli cenderung menjadi lebih kental.

Jika menggunakan oli yang lebih kental dari seharusnya maka akan membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros (5 sampai 10 % tergantung oli yang digunakan).

Filter Udara  Kotor

Jika filter udara mesin sangat kotor akan menggangu sistem pernafasan mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar .

Lepaskan dan periksa kondisi filter udara. Jika sudah sangat kotor gantilah dengan yang baru.

Catalytic Converter dan Saluran Ekshaust Tersumbat

Setiap sumbatan pada saluran ekshaust akan meningkatkan backpressure yang dapat membuat konsumsi bahan bakar menjadi boros.

Periksalah kondisi luar saluran ekshaust dari kemungkinan kerusakan seperti penyok atau pecah. Namun masalah pada bagian dalam saluran ekshaust seperti catalytic converter yang tersumbat atau muffler yang tersumbat tidak dapat diperiksa dari luar.

Sumbatan pada saluran eksahuat dapat deperiksa dengan menggunakan vacuum gauge pada intake manifold. Pada posisi mesin idle, mesin harus menunjukkan kevakuman yang tinggi dan stabil (Sekitar 18 inchi atau lebih). Jika pembacaannya dibawah spesifikasi dan turun secara bertahap kemungkinan ada sumbatan di dalam saluran ekshaust.

Kopling Atau Transmisi Selip

Jika plat kopling pada transmisi manual selip, band atau torque converter lockup pada transmisi otomatis selip maka sebagian tenaga mesin akan hilang sebelum mencapai roda.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan tajam pada efisiensi bahan bakar dan sangat mahal untuk perbaikannya karena membutuhkan penggantian plat kopling atau transmisi assy.

Tekanan Ban Yang Rendah

Untuk mendapatkan konsumsi bahan bakar yang irit, ban harus diberikan tekanan sesuai spesifikasi. Pada mobil penumpang tekanan ban biasanya berkisar 32 sampai 34 PSI.

Tekanan ban yang rendah akan meningkatkan rolling resistance dan membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros 5 sampai 10 %.

Periksa tekanan keempat ban saat dingin dengan alat yang presisi dan tambahkan sesuai rekomendasi jika kurang.

Rem Macet

Rem parkir yang tidak terlepas seluruhnya, brake caliper yang macet dapat menyebabkan rem macet dan mobil menjadi boros bahan bakar.

Cara cepat untuk memeriksa rem macet adalah dengan memarkirkan mobil pada jalan yang menurun, transmisi pada posisi netral, dan lepaskan rem parkir dan pedal rem. Jika kendaraan tertahan tidak bergerak berarti rem dalam keadaan macet.

Membawa Terlalu Banyak Barang Di Dalam Bagasi

Semakin berat mobil berarti semakin boros bahan bakar. Mesin membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk mengangkut beban yang berat, jadi jika mobil mengangkut banyak barang yang tidak terlalu diperlukan di dalam bagasi maka sudah pasti akan meningkatkan konsumsi bahan bakar.

Gaya Mengemudi Yang Kasar

Hal ini mungkin merupakan faktor terbesar penyebab borosnya konsumsi bahan bakar mobil. Gaya mengemudi yang agresif dan mengijak pedal gas secara mendadak akan membuat bensin yang dikonsumsi mesin bertambah.

Injak dan lepaskan pedal gas dengan halus untuk menghindari  konsumsi bahan bakar mobil menjadi boros.

=================================================================

6 Kesalahan Yang Harus Dihindari Saat Membersihkan Ban Mobil

=================================================================
Kondisi ban mobil yang sangat kotor tentu saja akan menggangu penampilan mobil walaupun mobil tersebut masih baru dengan cat yang mengkilap.
Ban atau pelek merupakan salah satu bagian eksterior mobil yang turut menentukan penampilan mobil secara keseluruhan.

Ban merupakan komponen mobil yang bersentuhan langsung dengan jalan, artinya ban akan cenderung cepat kotor dibandingkan dengan bagian mobil yang lain, oleh karena itu ban juga perlu dibersihkan secara rutin agar penampilannya selalu indah.


6 Kesalahan Yang Harus Dihindari Saat Membersihkan Ban Mobil
Ban yang bersih akan mempercantik tampilan mobil

Berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan saat mencuci ban mobil.

1. Mencuci body mobil terlebih dahulu.

Walaupun sudah nampak jelas, namun perlu diperhatikan: Karet ban merupakan bagian mobil yang paling kotor.
Selain lumpur yang menempel pada permukaan ban, terdapat juga kotoran berupa debu kanvas rem yang mengotori permukaan pelek. Kotoran tersebut harus segra dibersihkan jika tidak ingin kotoran tersebut menjadi keras dan menimbulkan korosi pada pelek mobil.

Cucilah ban terlebih dahulu karena itu adalah bagian yang paling kotor, dengan melakukan hal tersebut akan menghindari kotoran akan mengenai body mobil yang bersih karena sudah dicuci terlebih dahulu.

2. Membersihkan seluruh roda secara bersamaan. 

Dibutuhkan waktu yang cukup lama agar dapat membersihkan kotoran yang menempel pada keempat ban dan pelek mobil secara sempurna.

Membersihkan ban-ban mobil secara bersamaan dengan car mengelilingi mobil tidak membuat pekerjaan tersebut menjadi lebih cepat.

Pertama, Anda akan merasa cepat lelah saat melakukannya.


Kedua, Anda tidak ingin air, sabun dan bahan kimia menjadi kering saat Anda beralih ke tahap berikutnya.

Jadi, cuci dan bersihkan satu roda sampai selesai sebelum berpindah ke roda berikutnya.

3. Menggunakan bahan pembersih dengan kandungan asam (menggunakan sabun pencuci piring).

Saat ini dipasaran tersedia berbagai jenis bahan pembersih. Oleh karena itu perhatikan label pada pembersih tersebut dengan seksama sebelum memutuskan untuk dibeli. Zat asam memang bagus untuk membersihkan debu kanvas rem yang menempel pada pelek mobil namun saat yang bersamaan zat tersebut juga dapat mengikis lapisan pelindung pelek (clear coat). Clear coat berfungsi untuk melindungi pelek dan menjaga penampilannya tetap mengkilap. Jadi saat akan membeli pembersih yang sesuai, pilihlah yang kandungan nilai PH-nya netral.

Bagaimana dengan menggunakan sabun untuk pencuci piring...?

Jangan mkenggunakan jenis sabun ini terlalu sering. Sabun pencuci piring digunakan untuk membersihkan sisa makanan yang menempel di piring. Banyak orang yang menggunakan sabun ini untuk mencuci body kendaraan, memang harganya lebih murah dan dapat membersihkan lemak dari permukaan benda. Namun yang kita butuhkan saat membersihkan ban mobil bukan hanya lapisan minyak. Pada roda yang kotor menempel bahan-bahan yang lebih keras yang tidak akan hilang jika dicuci dengan sabun pencuci piring biasa.

4. Menggunakan air dari dalam ember untuk membersihkan roda

Jika Anda melakukan kesalahan ini maka akan muncul goresan-goresan pada pelek mobil. hal yang sama juga berlaku pada bagian mobil yang lain. Jangan langsung menggosok permukaan pelek menggunakan busa dari dalam ember karena kemungkinan masih ada partikel keras yang menempel, sebaiknya semprot dahulu dengan menggunakan air mengalir dari selang sambil menggosok permukaan roda.

Gunakan busa yang mengandung sabun saat menggosok permukaan roda agar lebih licin dan menghindari adanya goresan.

5. Menggunakan sikat gigi untuk membersihkan pelek

Memang adalah hal yang baik jika kita dapat memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai dalam melakukan berbagai pekerjaan. Tapi penggunaan sikat gigi apalagi yang bekas tidak baik digunakan membersihkan pelek. Bulu-bulu sikat gigi terlalu kaku dan pendek. Permukaan pelek juga terlalu besar dibersihkan menggunakan sikat gigi sehingga kurang efektif. Untuk membersihkan pelek gunakanlah sikat khusus dengan bulu yang lebih lembut dan tidak abrasif. Perhatikan bagian baut roda yang biasanya debu kanvas rem banyak menempel disana.

Setelah membersihkan ban dan pelek segera bilas menggunakan air bersih.

6. Menggunakan bahan chamois atau lap handuk untuk mengeringkan pelek

Apabila roda sudah terlihat bersih dan mengkilap maka harus segera dikeringkan sebelum memberikan sntuhan akhir. Jangan biarkan roda mengering dengan sendirinya karena akan meninggalkan bekas air yang tidak enak dilihat.

Bahan apa yang cocok untuk mengeringkan roda..?

Seperti biasa jika menyangkut detailing, gunakanlah lap microfiber. Jangan menggunakan lap bahan chamois. Lap microfiber merupakan bahan yang mampu menyerap air tanpa menimbulkan goresan pada permukaan pelek. Lap chamois mempunyai permukaan yang terlalu lembut dan dapat memerangkap kotoran yang kemudian menggores permukaan pelek.


Setelah semua pekerjaan tersebut selesai, langkah terakhir adalah dengan memoles pelek dengan menggunakan wax. Oleskan bahan ples dan  biarkan selama 10 -15 menit.
=================================================================

Cara Memeriksa Tekanan Kompresi Mesin Mobil

=================================================================

Pemeriksaan Tekanan Kompresi Untuk Memeriksa Komponen Mekanikal Mesin

Pemeriksaan tekanan kompresi mesin dapat memberitahukan apakah silinder mesin masih dalam keadaan baik. Sebuah mesin pada dasrnya adalah sebuah pompa udara dengan tenaga sendiri, sehingga harus mempunyai tekanan kompresi yang baik agar  dapat bekerja dengan efisien, rendah emisi dan dapat hidup dengan mudah.

Sebagai pedoman, tekanan kompresi mesin biasanya berkisar antara 140 -160 Psi dengan perbedaan antar sislinder tidak boleh lebih dari 10%

Tekanan kompresi yang rendah pada satu silinder saja merupakan indikasi kebocoran dari exhaust valve.

Tekanan silinder yang rendah pada dua silinder yang bersebelahan biasanya disebabkan oleh kerusakan gasket cylinder head.

Tekanan kompresi yang rendah pada seluruh silinder pertanda terjadinya keausan pada ring piston dan silinder mesin sehingga mesin perlu dioverhaul.


Memeriksa Tekanan Kompresi Mesin Mobil
Tes Kompresi

Bagaimana Cara Memeriksa Tekanan Kompresi Mesin

Tekanan kompresi mesin dengan dua cara, yaitu: secara manual dengan menggunakan compresion gauge atau secara elektronik dengan menggunakan engine analyzer untuk mengukur kompresi saat starting. Pada pemeriksaan secara elektronik, computer analyzer memperkirakan tekanan kompresi pada setiap silinder mesin dengan mengukur perbedaan tipis putaran carnking.

Hasilnya jika dibandingkan dengan pengukuran secara manual akan sama  dengan pembacaan compression gauge. Keuntungan pengukuran kompresi secara elektronik adalah dapat dilakukan dengan cepat karena tidak perlu melepas busi dan hasil pengukuran dapat diprint sehingga lebih mudah untk dilihat dan membandingkan besarnya kompresi tiap silinder.

Silinder mesin dengan tekanan kompresi yang rendah akan mengakibatkan misfire dan memunculkan kode DTC misfire P030X (dimana "X" menunjukkan silinder yang mengalami misfire).
Jika lampu cek engine mobil menyala dan setelah dianalisa menggunakan scantool pada OBD II diagnostic connector menampilkan kode DTC misfire , periksalah tekanan kompresi pada silinder tersebut. Jika tekanan kompresi bagus maka kemungkinan misfire disebabkan oleh masalah pada sistem pengapian dan fuel injector.

Saat memeriksa tekanan kompresi secara manual, seluruh busi harus dilepaskan terlebih dahulu. Sistem pengapian harus dinonaktifkan dan thrttle dalam posisi terbuka penuh.

Kemudian starter mesin selama beberapa detik sambil memperhatikan pembacaan compression gauge yang terpasang di lubang busi.

Catat tekanan kompresi paling tinggi yang ditunjukkan oleh alat compression gauge dan kemudian lakuakn pengukuran pada silinder yang lain.

Kemudian baca dan bandingkan hasil tes kompresi pada seluruh silinder apakah masih masuk spesifikasi (lihat spesifikasi yang benar pada buku service manual).

Menentukan Kebocoran Kompresi Karena Ring Piston Atau Valve...?

Jika tekanan kompresi beberapa silinder lebih rendah dari spesfikasi, masukkan oli mesin SAE 30 ke dalam silinder melalui lubang busi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dalam rangka mengetahui apakah kompresi yang rendah tersebut karena ring piston yang aus atau karena kiebocoran dari valve.

Oli yang dimasukkan ke dalam silinder akan menjadi perapat antara ring piston dan dinding silinder sementara waktu. Ulangi kembali tes kompresi dan bandingkan hasil pengukuran dengan yang pertama.

Jika tekanan kompresi hasil pengukuran yang kedua lebih besar dari yang pertama berarti terjadi keausan pada ring piston atau silinder mesin. Namun jika hasilnya tetap sama berarti valve pada silinder tersebut bocor.
=================================================================

Penyebab AC Mobil Tidak Dingin

=================================================================

AC Mobil Tidak Dingin Dan Mengeluarkan Udara Panas


Apakah udara yang keluar dari ventilasi AC mobil terasa panas..?

Kemungkinan terdapat masalah pada sistem AC mobil yang disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini:

  • Freon atau refrigerant di dalam sistem AC mobil kurang atau kosong sama sekali. Hal ini merupakan penyebab paling umum masalah AC mobil yang tidak dingin. 
  • Kemungkinan yang lain penyebab AC mobil tidak dingin adalah kompresor AC yang tidak berfungsi saat AC dinyalakan. Hal ini dapat disebabkan oleh kerusakan didalam sirkuit kelistrikan kompresor AC dan magnetic clutch yang menggerakkan kompresor AC
  • Terdapat sumbatan didalam saluran freon yang menyebabkan freon tidak dapat bersirkulasi di dalam sistem AC mobil. 
  • Blend air door di dalam unit HVAC  macet pada posisi HEAT dan membuat udara tidak dapat mengalir melalui evaporator AC.



Periksa Kompresor AC

Mulai pemeriksaan dengan memeriksa kompresor AC

Apakah kompresor AC terlihat berputar saat AC dinyalakan..?

Jika kompresor AC berputar, berarti kompresor AC bekerja dengan baik dan  freon di dalam sistem AC dalam kondisi yang cukup untuk menghasilkan udara yang dingin di dalam kabin mobil, jadi kemungkinan masalah ada pada unit HVAC.


Jika kompresor AC tidak terlihat terhubung saat switch AC posisi ON, coba jumper clutch kompresor langsung ke baterai (gunakan kabel jumper dengan fuse). Jika kompresor AC bekerja saat dijumper dan AC mengeluarkan udara dingin hal tersebut menandakan freon berada dalam jumlah yang cukup dan kemungkinan kerusakan adalah relay clutch kompresor AC atau pressure switch.

Jika kompresor AC tetap tidak bekerja saat dijumper berarti masalahnya adalah clutch  kompresornya.

Jika clutch kompresor terlihat terhubung, namun kompresor AC tidak berputar (fan belt mulai selip dan terdengar suara mendecit), kemungkinan kompresor AC macet dan perlu diganti dengan yang baru.

Jika clutch kompresor terhubung dan kompresor AC berputar namun AC tetap tidak mengeluarkan udara dingin kemungkinan jumlah freon di dalam sistem AC kurang dan perlu ditambah.

Periksa Jumlah Dan Kondisi Freon AC

Hubungkan pressure gauge AC pada service port sisi HIGH (terletak pada selang high pressure yang dipasang diantara kompresor AC dan Kondensor). Pembacaan pressure gauge akan memberitahukan apakah ada tekanan di dalam sistem AC.

Memeriksa jumlah freon dengan hanya menekan pentil valve menggunakan obeng kecil sambil melihat semprotan freon yang keluar bukan cara yang akurat untuk memeriksa tekanan freon di dalam sistem AC.

Mungkin saja masih ada tekanan di dalam sistem AC, namun tekanan tersebut belum cukup untuk menggerakkan low pressure safety switch supaya kompresor AC dapat terhubung.


Jika jumlah freon di dalam sistem AC berkurang atau kosong sama sekali, periksalah kebocoran freon, karena freon AC tidak akan berkurang kecuali ada kebocoran.

Perbaiki kebocoran tersebut, kemudian lakukan pemakuman sistem AC untuk mengeluarkan udara dari dalam sistem AC. Setelah udara dikeluarkan isilah freon sesuai dengan spesifikasi .

Sangat penting agar sistem AC tidak mengandung udara karena dapat menurunkan efisiensi pendinginan dan dapat membuat kompresor AC mengeluarkan bunyi berisik.

Pemeriksaan Funsi Sistem AC

Jika tidak ada masalah pada sistem yang mengatur sirkulasi freon (jumlah freon cukup, kompresor AC bekerja normal dan menghasilkan tekanan), namun AC mobil tetap tidak dingin, kemungkinan berikutnya adalah adanya sumbatan pada orifice tube (terletak di hose high pressure yang dipasang diantara kondensor dan evaporator). Sumbatan yang terjadi akan mencegah freon memasuki evaporator atau bersirkulasi melalui saluran freon.

Jika orifice tube tersumbat, tekanan pada high pressure dan low pressure akan lebih rendah dari seharusnya karena tidak ada freon yang bersirkulasi di dalam  sistem AC.

Jika sirkuit freon tampak berfungsi dengan normal (kompresor AC berputar, saluran high pressure antara kondensor dan evaporator terasa dingin dan ada terlihat adanya kondensasi), namun dari ventilasi AC tidak berhembus udara dingin  (blower AC bekerja normal), maka kemungkinan penyebabnya adalah BLEND AIR door yang kemungkinan macet pada posisi HEAT, atau filter kabin yang tersumbat parah dan menghalangi aliran udara. Kemungkinan lainnya adalah kerusakan di dalam sistem automatic climate control seperti interior temperature sensor atau control module.

Sistem AC mobil saat ini dengan automatic climate control cukup rumit, agar dapat melakukan analisa dan perbaikan sistem AC ini dibutuhkan peralatan khusus dan pengetahuan mengenai sistem kerja AC mobil.

Bagan Pemeriksaan Sistem AC Mobil 

Bagan pemeriksaan AC mobil ini menunjukkan pembacaan pressure gauge LOW SIDE dan HIGH SIDE dan temperatur kabin untuk masalah sistem AC yang umum.


Pembacaan Pressure Gauge AC

Untuk menentukan tekanan HIGH SIDE dan LOW SIDE di dalam sistem AC mobil maka dibutuhkan alat pressure gauge AC.
Pressure gauge AC harus dihubungkan ke service port AC pada mobil untuk membaca tekanan sistem AC saat beroperasi.

Saat mesin dalam keadaan mati, hubungkan selang high pressure dari alat pressure gauge (selang dengan coupler yang lebih besar) pada service port HIGH SIDE (biasanya terletak di dekat output kompresor AC yang menuju ke kondensor).

Hubungkan selang low pressure dari alat pressure gauge ke service port LOW SIDE (biasanya terletak di accumulator atau pada suction hose yang berada diantara evaporator dan kompresor).

Hidupkan mesin, dan setel AC  pada posisi MAX dan mesin dengan rpm 2000. Pertahankan putaran mesin dan catat pembacaan tekanan pada High side dan Low side pressure gauge.

CATATAN:
Pembacaan tekanan High dan Low side akan bervariasi tergantung ambient temperatur dan kelembaban. Semakin tinggi ambient temperature dan kelembaban maka pembacaan pressure gauge juga semakin tinggi.

Pada sistem AC yang menggunakan R134a tekanan high pressure yang baik berkisar antara:

  • 150-220 PSI pada suhu 26 derajat celcius
  • 170-250 PSI pada suhu 32 derajat celcius
  • 195-280 PSI pada suhu 37 derajat celcius

Pembacaan tekanan high pressure yang lebih rendah dari 150 PSI menandakan kondisi freon yang kurang atau masalah pada kompresor AC.

Jika pembacaannya melebih 300 PSI kemungkinan pengisian freon terlalu banyak atau ada sumbatan pada sisi high pressure.

Tekanan Low pressure yang baik pada sistem AC R134a biasanya berkisar antara 30-35 PSI . Jika lebih tinggi kemungkinan ada sumbatan pada sisi low pressure. Jika pembacaannya lebih rendah kemungkinan jumlah freonnya kurang.

Pada sistem AC terdahulu yang masih menggunakan freon R12 tekanan high pressure yang normal adalah:
  • 150-180 PSI pada suhu 26 derajat celcius
  • 175-205 PSI pada suhu 32 derajat celcius
  • 200-250 PSI pada suhu 37 derjat celcius

Tekanan low pressure yang normal di sistem AC R12 berkisar antara
  • 20-30 PSI dengan sistem expansion valve
  • 15-40 PSI dengan sistem orifice tube.
=================================================================

Menganalisa Dan Memperbaiki Kerusakan kompresor AC Mobil

=================================================================

Bagaimana Menganalisa dan Memperbaiki Kerusakan Kompresor AC dan Mencegah Kerusakan Terulang Kembali

Kompresor AC merupakan jantung dari sirkulasi freon pada sistem AC mobil. Kompresor memompa dan menekan freon agar bersirkulasi di dalam seluruh sistem AC. Kompresor AC bekerja cukup berat dan bekerja pada suhu yang tinggi.

 Kompresor AC sangat bergantung pada jumlah oli kompresor yang tepat agar dapat bekerja dengan lancar. Jika kompresor AC kehilangan pelumas karena adanya kebocoran tau karena kualitas pelumas yang menurun akibat kontaminasi maka cepat atau lambat kompresor AC akan mengalami kerusakan.

Kompresor AC mobil

Gejala kerusakan yang umum terjadi pada kompresor AC adalah:

  • Kompresor yang macet. 
  • Kompresor AC tidak dapat berputar walaupun magnetic clutch terhubung 
  • Terdengar bunyi mendcit  dari drive belt atau 
  • Belt kompresor putus atau terlepas dari pulley kompresor AC.

Kekurangan atau kehilangan pelumas merupakan penyebab paling sering dari kerusakan kompresor AC. Kebocoran oli dapat terjadi jika terjadi kebocoran freon di dalam sistem AC yang menyebabkan freon dan oli keluar dari dalam sistem AC.

Lokasi kebocoran yang paling sering terjadi  pada sistem AC antara lain:

  • Selang AC
  • Koneksi selang dan pipa AC (O-ring dan Gasket Flange).
  • Evaporator
  • Kondensor
  • Seal shaft kompresor.


Alat deteksi kebocoran elektronik dan pewarna dapat digunakan untuk mendeteksi titik kebocoran pada sistem AC agar dapat diperbaiki.


Adanya sumbatan di dalam sistem AC juga dapat mengakibatkan kompresor AC kekurangan oli. Oli bersirkulasi bersama dengan freon di dalam sistem AC, sehingga jika orifice tube dan expansion valve tersumbat maka kompresor AC akan bekerja dengan pelumasan yang kurang sehingga berpotensi mengalami macet.

Walaupun kompresor AC masih dapat berputar namun sebaiknya harus segera diperbaiki atau diganti jika terlihat ada kebocoran, mengeluarkan bunyi yang berisik atau tidak bekerja dengan sempurna.

Beberapa kompresor AC dalam kondisi normal mungkin mengeluarkan suara lebih berisik dari kompresor yang lain, Tapi suara ketukan yang keras terkadang disebabkan oleh adanya udara di dalam sistem AC (untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan proses pemakuman sistem AC untuk mengeluarkan udara dari dalam sistem AC dan kemudian isi kembali freon sesuai spesifikasi).
Bunyi metal yang beradu dan bunyi bearing biasanya merupakan pertanda kompresor AC sudah perlu diganti.

Kompresor AC juga harus diganti jika mengalami kebocoran internal atau tidak dapat menghasilkan tekanan yang cukup karena beberapa hal di bawah ini:
  • Reed valve rusak
  • Ring piston aus
  • Silinder aus

Kompresor yang aus atau adanya masalah dibagian internalnya akan mengakibatkan kompresor AC tidak dapat menghasilkan tekanan kerja yang sesuai spesifikasi walaupun freon dalam kondisi cukup.  Masalah ini dapat didiagnosa dengan menggunakan alat pressure gauge AC.


Penyebab AC mobil yang tidak dingin memang dapat disebabkan oleh banyak hal selain kompresor AC yang tidak berfungsi dengan baik, jadi jangan langsung melakukan penggantian kompresor AC sebelum memastikan beberapa hal dibawah ini:
  • Freon dalam jumlah yang cukup
  • Kemungkinan oli yang terlalu banyak di dalam sistem AC
  • Adanya kontaminasi udara di dalam sistem AC
  • Kondensor tersumbat
  • Orifice tersumbat
  • Electric fan yang tidak bekerja

Pada mobil yang sudah menggunakan automatic climate control system, kerja dari kompresor AC juga sangat dipenagruhi oleh sensor-sensor.

Beberapa mobil ada yang menggunakan:

  • AC pressure transducer (biasanya dipasang pada saluran high pressure) untuk memonitor tekanan freon dan akan mematikan kompresor jika tekanan freon terlalu tinggi.
  • Temperature sensor kompresor AC yang akan mematikan kompresor jika temperaturnya terlalu tinggi.
  • Rpm sensor kompresor AC untuk memonitor drive belt yang selip.

Sebagai contoh, mobil Mitsubishi menggunakan "belt lock controller" untuk memutuskan kompresor AC jika drive belt selip atau kompresor AC macet.


Pada mobil Mercedes Bensz E-Class produksi tahun 1996 keatas AC control module akan memutuskan kompresor AC jika temperature freon dan pressure sensor tidak terlihat naik saat kompresor AC berputar.

Masalah Pada Clutch Kompresor AC

Jika kompresor AC terlihat tidak berputar, pastikan magnetic clutch terhubung saat dialiri listrik. Magnetic clutch yang tidak terhubung dapat disebabkan oleh:
  • Relay magnetic clutch rusak
  • Fuse putus
  • Masalah pada wiring
  • Magnetic clutchnya rusak

Jika magnetic clutch tidak dapat terhubung saat switch AC dinyalakan, coba jumper kabel magnetic clutch langsung ke baterai dengan menggunakan kabel jumper yang dilengkapi fuse untuk mengetahui apakah masalahnya berasal dari magnetic clutch atau dari yang lainnya.

Jika magnetic clutch terhubung saat dijumper maka masalahnya berasal dari power suplai,seperti:
  • Relay
  • Fuse
  • Wiring
  • Switch atau 
  • Control module

Gunakan wiring diagram untuk menelusuri penyebab  tidak adanya  tegangan yang sampai ke magnetic clutch.

Banyak sistem AC mobil yang menggunakan low pressure cut out switch yang berfungsi untuk mencegah clutch kompresor terhubung jika tekanan sistem AC terlalu rendah (jumlah freon rendah). Hal ini didesain untuk melindungi kompresor AC dari kerusakan saat terjadi kebocoran. Jadi jika clutch kompresor AC tidak terhubung periksalah jumlah freon dan switch cut out.

Celah magnetic clutch yang tepat juga sangat mempengaruhi kerja dari magnetic clutch. Jika celahnya tidak tepat maka magnetic clutch dapat selip dan terbakar atau tidak mau terhubung sama sekali. Celah magnetic clutch yang tepat dapat dilihat pada spesifikasi masing-masing mobil di service manual. Namun umumnya celah magnetic clutch berkisar antara 0,25 - 1,0 mm

Kompresor AC Rusak

Seberapa seringkah kerusakan kompresor AC akibat kesalahan produksi...?

Tidak terlalu sering

Sesuai dengan riset yang dilakukan satu produsen kompresor AC yang menyimpulkan bahwa dari hasil pemeriksaan sebanyak 75 unit kompresor yang diklaim mengalami kerusakan dan dikembalikan pada masa warranty, ternyata hanya 2 unit yang memang benar-benar  rusak karena cacat produksi. Sisanya mengalami kerusakan karena berbagai sebab, seperti:
  • Oli yang terlalu sedikit
  • Udara di dalam sistem AC
  • Kontaminasi di dalam sistemAC
  • Kesalahan saat instalasi

Kategori penyebab kerusakan yang terakhir termasuk juga penggunaan jenis pelumas yang tidak sesuai, tidak memasukkan pelumas dengan jumlah sesuai spesifikasi, tidak menggunakan bahan flushing yang direkomendasikan saat "membersihkan" sistem AC, menggunakan freon yang sudah terkontaminasi.

Partikel kotoran dan geram-geram yang tertinggal di dalam sistem AC akibat kerusakan kompresor yang sebelumnya dan tidak dibersihkan dengan sempurna sebelum memasang kompresor AC yang baru merupakan faktor utama berulangnya kerusakan pada kompresor AC yang baru diganti.

Gunakanlah selalu pelumas yang direkomendasikan untuk setiap kompresor AC. Hal ini khususnya sangat penting pada kompresor AC jenis rotary vane dan scroll-type. Kompresor AC yang baru biasanya  sudah berisi pelumas yang diisi dari pabrik, Pada beberapa kasus sebelum dipasang ke mobil, oli yang ada didalam kompresor tersebut harus dikuras dan kemudian dimasukkan kembali sesuai dengan kebutuhan sistem AC mobil.

Ada juga kompresor AC yang berisi pelumas oli POE dan PAG dan belum tentu  sesuai dengan sistem AC suatu mobil. Ikuti petunjuk pemasangan dari produsen kompresor AC untuk mencegah masalah warranty dikemudian hari.

Sebelum menambahkan oli baru ke dalam sistem AC, oli lama yang berada di dalam sistem harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini untuk mencegah adanya kontaminasi pada pelumas dan mengurangi resiko mengisi oli dengan jumlah yang berlebihan di dalam sistem AC (hal ini akan mempengaruhi performa sistem AC). Selalu lihat petunjuk spesifikasi kapasitas oli yang dikeluarkan pabrikan mobil untuk setiap jenis mobil.

Berikut daftar pelumas yang direkomendasikan untuk berbagai merk kompresor AC R134a

  • Behr/Bosch rotary compressors - Ester 100
  • Behr/Bosch piston compressors - PAG 46
  • Calsonic V5 - PAG 150
  • Calsonic V6 - PAG 46
  • Diesel/Kiki (Zexel) DKS, DKV dan DCW - PAG 46
  • Hitachi (all) - PAG 46
  • Keihin (all) - PAG 46
  • Matsushita (all) - Ester 100
  • Mitsubishi FX80 - PAG 100
  • Mitsubishi FX105 - PAG 46
  • Nihon (all) - Ester 100
  • Nippondenso 6P, 10P, 10PA, 10P08E - PAG 46
  • Nippondenso SP127, SP134  dan  6E171 - PAG 46
  • Nippondenso TV series - PAG 125
  • Panasonic (all) - PAG 46
  • Sanden SD500 & SD700 - PAG 100
  • Sanden SD710, SDB, TV dan TRS - PAG 46 dan 
  • Seik-Seiki (semua) - Ester 100.

Melakukan Flushing Setelah Mengalami Kerusakan Kompresor AC

Saat kompresor AC mengalami kerusakan kemungkinan besar terdapat partikel-partikel halus logam yang tertinggal di dalam sistem AC. Partikel ini sebagian besar akan terjebak di dalam kondensor yang dapat menyumbat pipa-pipa kondensor dan mempengaruhi efek pendinginan sistem AC.

Sebagian lagi dari partikel  logam tersebut akan menuju dan menyumbat orifice tube atau expansion valve. Partikel ini  bahkan dapat dihisap kembali ke dalam suction tube. Jika partikel logam  ini tidak dikeluarkan dengan cara flushing maka dapat terhisap kembali masuk kedalam kompresor AC yang baru sehingga mempercepat kerusakan kompresor tersebut.

Sangat dianjurkan untuk melakukan flushing selang-selang AC sebelum melakukan penggantian kompresor AC. Begitu juga halnya dengan flushing kondensor AC. Namun pada banyak kondensor, langkah penggantian merupakan salah satu jalan untuk memastikan untuk menghilangkan kontaminan dari dalam sistem  AC.

Langkah flushing mungkin akan efektif untuk membersihkan kotoran pada kondensor tipe serpentine tapi tidak begitu halnya dengan kondensor dengan tipe aliran paralel, begitu juga dengan tipe kondensor terbaru dengan tabung ekstrusi yang sangat kecil.

Untuk aplikasi seperti ini, maka kondensor harus diganti. Memang harganya cukup mahal, tapi tidak semahal dengan mengganti kembali kompresor AC karena adanya partikel logam  dan endapan pada kondensor yang tidak diganti.

Setelah melakukan flushing, pasanglah in-line filter setelah kondensor untuk menyaring partikel yang mungkin masih tertinggal di dalam sistem AC. filter tersebut akan mencegah kotoran menuju orifice tube.

Dapat juga dipasangkan sebuah filter screen pada susction hose dibagaian inlet kompresor untuk melindungi kompresor yang baru dari partikel logam yang tertinggal pada bagian atas suction hose atau evaporator.

Alasan lain perlunya melakukan flushing adalah untuk menghilangkan sisa oli di dalam sistem AC saat akan melakukan perubahan sistem AC dari R12 menjadi R134a yang lebih ramah terhadap lapisan ozon, namun pastikan bahwa jumlah oli di dalam sistem AC sesuai spesifikasi setelah melakukan flushing.

Penambahan oli ke dalam sistem AC akan lebih akurat jika di flushing terlebih dahulu karena sangat sulit untuk mengetahui secara pasti jumlah oli yang masih tertinggal di dalam sistem akibat adanya kebocoran.

Memperkirakan jumlah oli yang terdapat di sistem saat melakukan penggantian komponen-komponen AC seperti accumulator, receiver/drier, kondensor, kompresor dan selang-selang kurang akurat untuk menentukan berapa banyak oli yang harus ditambahkan ke dalam sistem ketika mengisi ulang freon.

Flushing akan menghilangkan semua oli yang ada di dalam sistem sehingga jumlah oli yang tepat sesuai spesifikasi pabrikan dapat ditambahkan kedalam sistem AC.

Apa yang terjadi jika oli kompresor terlalu banyak atau kurang..?

Oli yang terlalu sedikit di dalam sistem AC akan mengurangi pelumasan dan mempercepat kerusakan kompresor AC. Terlalu banyak oli di dalam sistem AC akan menggenangi kondensor dan dapat menghambat aliran freon sehingga mengurangi efektivitas pendinginan sistem AC.


Komponen lain yang sebaiknya juga diganti akibat kerusakan kompresor adalah accumulator atau receiver/dryer dan orifice tube atau expansion valve. Accumulator berisi descicant yang berfungsi untuk menyaring uap air dan berfungsi sebagai filter untuk melindungi sistem AC. Penggantian orifice tube dan expansion valve dianjurkan karena lubang kecil pada komponen pengukur ini dapat dengan mudah tersumbat oleh partikel kotoran.

Vakum dan Pengisian Freon Sistem AC

Setelah kompresor AC dipasang dan selang-selang AC dihubungkan maka sistem AC harus divakum dengan menggunakan vacuum pump untuk mengeluarkan udara dan uap air dari dalam sistem AC. Jika tidak dikeluarkan dari dalam sistem, udara akan mengurangi efek pendinginan sistem AC. Uap air akan bereaksi dengan oli dan menghasilkan zat azam dan endapan lumpur. Uap air juga dapat membeku dan menyumbat expansion valv, menimbulkan bunyi, menyumbat atau bahkan menutup saluran AC sama sekali.

Sebuah pompa vakum yang dapat memberikan kevakuman yang tinggi harus digunakan untuk mengeluarkan seluruh kontaminasi di dalam sistem AC. Saat udara dikeluarkan dari dalam sistem  maka akan terjadi kevakuman yang akan membuat sisa uap air mendidih dan menguap. Agar hal ini dapat terjadi pompa vakum harus dapat menciptakan kevakuman sampai 29 in Hg selama proses vakum yang dilakukan setidaknya sekitar 30 menit.

Cara yang paling baik memonitor proses vakum adalah dengan menggunakan Thermistor Vacuum Gauge yang mampu membaca sampai satuan micron ( 1 inchi mercury setara dengan 25.400 micron) .
Dibutuhkan alat yang sangat akurat untuk mengukur kevakuman di dalam sistem AC karena sedikit saja ada sisa tekanan di dalam sistem AC dapat mencegah uap air yang tersisa di dalam sistem AC  untuk menguap. Hanya 1/2 inchi mercury tekanan (12.700 micron)  dapat menurunkan titik didih air lebih dari 5 derajat celcius. Mengeluarkan seluruh tekanan di dalam sistem AC merupakan langkah penting pada proses vakum untuk memastikan semua udara dan uap air keluar dari sistem AC.

Setelah melakukan proses vakum pada sistem AC, tutup semua katup dan matikan pompa vakum. Kenaikan tekanan yang lambat di dalam sistem AC (dapat terlihat pada Thermistor Vacuum Gauge) akan terjadi ketika sisa uap air terus mendidih di dalam sistem AC. Melakukan proses vakum tambahan akan mengeluarkan sisa uap air ini. Proses vakum belum dapat dikatakan selesai sebelum sistem AC dapat mempertahankan pembacaan kevakuman yang stabil di bawah 700 micron paling tidak selama 3 menit.

Waktu yang dibutuhkan untuk proses vakum dapat dipersingkat jika sebelumnya melakukan langkah pendahuluan untuk mengkondisikan evaporator sebelum menghubungkan pompa vakum. Langkah pendahuluan ini untuk menaikkan temperatur sehingga uap air di dalam sistem dapat menguap lebih cepat. Cara paling mudah untuk menaikkan temperatur evaporator adalah dengan menghidupkan mesin dengan heater pada posisi HOT dan mode RECIRC. Hidupkan blower AC pada putaran maksimal dan tutup semua pintu dan kaca mobil. Saat mesin mencapai temperatur kerja, evaporator akan mendapatkan pemanasan dan siap untuk divakum.


Jika kevakuman sistem AC tidak dapat stabil kemungkinan ada kebocoran di dalam sistem AC, pada pompa vakum atau koneksinya. Lakukan pemeriksaan kebocoran sebelum melakukan proses vakum karena proses vakum tidak selalu dapat diandalkan untuk mengetahui adanya kebocoran yang sangat kecil pada sistem AC. Seal dan O-ring yang bocor saat ada tekanan bisa saja berubah posisi dan tidak bocor saat proses vakum.


Terakhir, isi kembali oli kompresor dan freon ke dalam sistem AC dengan jumlah sesuai spesifikasi. Jangan mengisi oli kompresor dan freon secara berlebihan. Periksa performa pendinginan sistem AC untuk memastikan sistem AC bekerja dengan normal dan kompresor yang baru berfungsi dengan baik.

Analisa Kerusakan Kompresor AC General Motor

Analisa secara lengkap yang dilakukan  pada kompresor AC yang dipasang pada mobil-mobil GM yang diganti karena beberapa keluhan seperti berisik, getaran dan kemampuan pendinginan yang rendah banyak menunjukkan ternyata tidak ada masalah.

Analisa lebih lanjut yang dilakukan menemukan akar masalah penyebab keluhan pelanggan yang menyebabkan dilakukan penggantian kompresor AC seringkali disebabkan oleh masalah pengisian freon atau masalah pada area atau sistem lainnya.

Pengisian freon ke dalam sistem AC yang tidak sesuai, baik terlalu berlebihan atau kurang, merupakan kontributor terbesar penggantian kompresor AC yang tidak perlu. Penggunaan alat refrigerant recycling/recharging yang dapat mengukur dengan akurat banyaknya freon yang diisikan ke dalam sistem AC akan membantu teknisi melakukan diagnosa yang lebih akurat tentang level pengisian freon sebelum memutuskan melakukan penggantian komponen.

Pemeriksaan visual secara menyeluruh juga harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan yang lebih dalam dan melakukan perbaikan. Dengan melakukan pemeriksaan secara visual diharapkan dapat menemukan kemungkinan penyebab masalah yang kasat mata sehingga  dapat menghemat waktu dan mengurangi diagnosa yang lebih jauh.

Lakukan pemeriksaan-pemeriksan dibawah ini sebelum melakukan penggantian kompresor AC karena keluhan seperti bunyi berisik, getaran dan AC kurang dingin.

  • Baut braket atau mounting kompresor AC kemungkinan kendor atau tidak terpasang
  • Fanbelt kompresor AC kemungkinan kendor atau tidak terpasang dengan benar
  • Saluran freon AC mungkin bersentuhan dengan body mobil, chasis atau komponen mesin. Hal ini dapat menimbulkan suara berisik dan getaran  yang dapat dirasakan pada ruang penumpang.
  • Aliran udara pada kondensor AC kurang
  • Fin-fin kondensor AC bengkok atau tertutup kotoran.
  • Celah  antara kondensor dan radiator terdapat sampah dan kotoran.
  • Cooling fan tidak bekerja sebagaimana mestinya atau penggunaan aksesoris aftermarket yang menghalangi aliran udara yang menuju ke kondensor.
  • Periksa dari kemunkinan tidak terpasangnya air deflector, baffle, seal dan shroud.
  • Compressor cycling switch tidak bekerja dengan benar. Hal ini dapat mengakibatkan evaporator membeku atau kompresor AC tidak dapat terhubung dalam waktu yang cukup untuk membangkitkan tekanan di dalam sistem AC.
  • Udara yang mengalir melalui evaporator terhambat.
  • Filter cabin tersumbat, atau evaporator tertutup kotoran.
  • Pengisian freon tidak sesuai spesifikasi. 
  • Sistem Ac mungkin diisi dengan oli yang tidak tepat
  • Sealer sistem AC tidak sesuai dengan rekomendasi GM
  • Freon terkontaminasi atau mengandung banyak uap air. 
  • Orifice tube atau thermostatic expansion valve (TXV) tersumbat atau tidak bekerja
  • Capillary bulb pada thermostatic expansion valve (TXV) harus dipasang dengan posisi yang benar sehingga valve dapat mengalirkan freon dengan sempurna.
  • Descicant bag di dalam accumulator rusak sehingga partikel kotoran bersirkulasi di dalam sistem AC
  • Lakukan pemeriksaan kode DTC pada seluruh control module. Beberapa kode DTC dapat menonaktifkan kompresor AC. Perbaiki kode DTC tersebut terlabih dahulu agar kompresor AC dapat berfungsi dengan normal.
  • Pastikan mesin tidak bekerja pada putaran idle yang terlalu rendah dan pastikan mesin bekerja pada kondisi dimana kompresor AC diijinkan untuk bekerja ( sebagai contoh mesin mungkin mengalami overheat atau terlalu dingin untuk kompresor diijinkan bekerja).
=================================================================

9 Langkah Pemeriksaan Penyebab Fuel Pump Toyota Avanza/Daihatsu Xenia Tidak Berfungsi

=================================================================

Pemeriksaan Sirkuit Kontrol Pompa Bahan Bakar Toyota Avanza/Daihatsu Xenia

Penjelasan Sirkuit Kontrol Pompa Bahan Bakar Toyota Avanza/Daihatsu Xenia

Pada saat mesin diputar, aliran arus dari terminal ST2 switch pengapian ke terminal STA pada ECM (sinyal STA).

Pada saat sinyal STA, N1 dan N2 menjadi input ke ECM, transistor (Tr) menjadi ON, arus mengalir ke koil pada relay F/P (fuel pump), switch relay menjadi ON, dan arus mengalir ke pompa bahan bakar. Pompa bahan bakar kemudian bekerja.


Selama sinyal N1 dan N2 dihasilkan (mesin hidup), ECM tetap menjaga agar Tr ON (relay pompa bahan bakar ON) dan pompa bahan bakar tetap bekerja.


Wiring Diagram Sirkuit Kontrol Pompa Bahan Bakar Toyota Avanza/Daihatsu Xenia



Prosedur Pemeriksaan Sirkuit Kontrol Pompa Bahan Bakar Toyota Avanza/Daihatsu Xenia

1.PERIKSA CARA KERJA POMPA BAHAN BAKAR





Hidupkan mesin.
Periksa bahwa peredam pulsa bahan bakar itu menekan sekrup-nya.


Standar:
Peredam pulsa bahan bakar menekan sekrup-nya.
 
PETUNJUK:
Setelah mesin dihidupkan, periksa bahwa terjadi suara kerja pompa bahan bakar.
Pompa bahan bakar dapat dioperasikan dengan melakukan Active Test.

Jika hasil pemeriksaan  tidak sesuai lanjutkan kelangkah berikutnya

2.PERIKSA SIRKUIT SUMBER DAYA ECM



Putar switch pengapian ke ON.
Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.

Voltage standar:
Hubungan Tester = +B1 (E8-7) - E1 (E8-29)
Spesifikasi = 11 sampai 14 V
    

Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi  PERBAIKI ATAU GANTI SIRKUIT POWER SOURCE ECM

Jika hasil pemeriksaan OK lanjutkan kelangkah 3


3.PERIKSA RELAY POMPA BAHAN BAKAR (F/P RELAY)


Lepas relay F/P dari kotak fuse.
Periksa tahanan relay F/P.

Tahanan standar:
Hubungan Tester = 3 - 5
Spesifikasi   = 10 kΩ atau lebih tinggi
     
Hubungan Tester = 3 - 5
Spesifikasi   =   Di bawah 1 Ω (Berikan voltase baterai ke terminal 1 dan 2)
     
Pasang kembali relay F/P.


Jika tidak sesuai spesifikasi ganti RELAY FUEL PUMP

Jika hasil pemeriksaan OK lanjutkan kelangkah

4.PERIKSA ECM (FC VOLTAGE)

 Putar switch pengapian ke ON.
Ukur voltase antara terminal-terminal konektor E8, E9 ECM

Voltage standar:
Hubungan Tester = Tanpa sensor oksigen belakang (sensor 2), tanpa sistem engine immobiliser:  FC1 (E10-22) - E01 (E8-3)
 Spesifikasi =  11 sampai 14 V

Dengan sensor oksigen belakang (sensor 2):  FC2 (E10-21) - E01 (E8-3)
Spesifikasi =  11 sampai 14 V

Tanpa sensor oksigen belakang (sensor 2), dengan sistem engine immobiliser: FC3 (E10-16) - E01 (E8-3)
Spesifikasi =  11 sampai 14 V


PETUNJUK:
Pompa bahan bakar bekerja selama 2 detik setelah switch pengapian telah diputar ke ON. Jika switch pengapian telah diputar ke ON dengan terminal EFIT (DLC3) ON, pompa bahan bakar bekerja selama 8 detik. Voltase antara FC dan E01 berkurang di bawah 2V dalam dua kasus ini.

Jika hasil pemeriksaan OK langsung lanjut kelangkah 6

Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi lanjut kelangkah 5

5.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM- RELAY F/P)


Lepaskan konektor E10 ECM.
Lepas relay F/P dari kotak fuse.
Periksa tahanan antara wire harness sisi konektor.


Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester
Tanpa sensor oksigen belakang (sensor 2), tanpa sistem engine immobiliser: FC1 (E10-22) - Relay F/P (1)   
Spesifikasi = Di bawah 1 Ω

Dengan sensor oksigen belakang (sensor 2): FC2 (E10-21) - Relay F/P (1)
Spesifikasi = Di bawah 1 Ω


Tanpa sensor oksigen belakang (sensor 2), dengan sistem engine immobiliser: FC3 (E10-16) - Relay F/P (1)
Spesifikasi = Di bawah 1 Ω


Standar tahanan (Periksa keadaan short):
 Hubungan Tester

Tanpa sensor oksigen belakang (sensor 2), tanpa sistem engine immobiliser: FC1 (E10-22) atau relay F/P (1) - Masa bodi
Spesifikasi =  10 kΩ atau lebih tinggi

Dengan sensor oksigen belakang (sensor 2): FC2 (E10-21) atau relay F/P (1) -Masa bodi
Spesifikasi =  10 kΩ atau lebih tinggi

Tanpa sensor oksigen belakang (sensor 2), dengan sistem engine immobiliser: FC3 (E10-16) atau relay F/P (1) - Masa bodi
Spesifikasi =  10 kΩ atau lebih tinggi

Hubungkan kembali konektor ECM.

Pasang kembali relay F/P.


Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR

Jika hasil pemeriksaan OK, lanjutkan pemeriksaan kelangkah 6


6.PERIKSA POMPA BAHAN BAKAR ASSEMBLY


Lepaskan konektor F15 atau F18 pompa bahan bakar.
Ukur tahanan pompa bahan bakar.


Tahanan standar:

Tanpa thermistor:
Hubungan Tester 3 - 4
Spesifikasi:  0,2 sampai 3,0 Ω pada 20°C (68°F)

Dengan thermistor:
Hubungan Tester   4 - 5
Spesifikasi:        0,2 sampai 3,0 Ω pada 20°C (68°F)


Hubungkan kembali konektor fuel pump

Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi  GANTI POMPA BAHAN BAKAR ASSEMBLY

Jika hasil pemeriksaan OK, lanjutkan pemeriksaan kelangkah 7


7.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (RELAY F/P- POMPA BAHAN BAKAR)


Lepas relay F/P dari kotak fuse.
Lepaskan konektor F15 atau F18 pompa bahan bakar.


Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Tanpa thermistor:
Hubungan Tester Relay F/P (5) - Pompa bahan bakar (F15-3)
Spesifikasi: Di bawah 1 Ω
     
Dengan thermistor:
Hubungan Tester:  Relay F/P (5) - Pompa bahan bakar (F18-4)
Spesifikasi: Di bawah 1 Ω


Standar tahanan (Periksa keadaan short):
     
 Tanpa thermistor:
 Hubungan Tester       Relay F/P (5) atau Pompa bahan bakar (F15-3) - Masa bodi
 Spesifikasi =10 kΩ atau lebih tinggi

Dengan thermistor:
Hubungan Tester = Relay F/P (5) atau Pompa bahan bakar (F18-4) - Masa bodi


Hubungkan kembali konektor fuel pump

Pasang kembali relay F/P.

Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi  PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR

Jika hasil pemeriksaan OK, Lanjutkan pemeriksaan kelangkah 8

8.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (POMPA BAHAN BAKAR - MASA BODI))

Lepaskan konektor F15 atau F18 pompa bahan bakar.

Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):


 Tanpa thermistor:
 Hubungan Tester =Fuel pump (F15-4) - Bodi masa
Spesifikasi = Di bawah 1 Ω

Dengan thermistor:
Hubungan Tester =   Fuel pump (F18-5) - Bodi masa
Hubungkan kembali konektor fuel pump

Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR

Jika hasil pemeriksaan OK, Lanjutkan pemeriksaan kelangkah 9

9.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (RELAY F/P- RELAY EFI)

Lepas relay F/P dari kotak fuse.
Lepas relay EFI dari kotak fuse.


Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Relay F/P (3) - Relay EFI (5)
Spesifikasi Di bawah 1 Ω
                
 Hubungan Tester  Relay F/P (2) - Relay EFI (2)
 Spesifikasi Di bawah 1 Ω


Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Relay F/P (3) atau relay EFI (5) - Masa bodi
Spesifikasi = 10 kΩ atau lebih tinggi
 
     
Hubungan Tester  Relay F/P (2) atau relay EFI (2) - Masa bodi
Hubungan Tester 10 kΩ atau lebih tinggi


Pasang kembali relay F/P.
Pasang kembali relay EFI.

PERHATIAN:
 Jangan memasukkan tester probes secara paksa, karena dapat merusak konektor relay.

Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR

Jika hasil pemeriksaan OK, Lanjutkan pemeriksaan kelangkah GANTI ECM
=================================================================

Memahami Sistem Bahan Bakar Chevrolet Spin Diesel

=================================================================

Sistem Bahan Bakar Chevrolet Spin Diesel-1.3L LDV

Fuel pump module terletak disebelah kanan fuel tank, berfungsi untuk menyuplai bahan bakar melalui fuel feed pipe menuju ke high pressure mechanical fuel injection pump. Mechanical fuel injection pump terletak pada sisi kiri bawah mesin. Bahan bakar dialirkan melalui fuel filter/heater element housing yang merupakan gabungan dari water separator, fuel heater element, dan filter element.


Output dari mechanical fuel injection pump dikontrol oleh engine control module (ECM), untuk menyediakan bahan bakar dengan tekanan sesuai yang dibutuhkan oleh fuel injector. Fuel injector menyuplai bahan bakar langsung  ke dalam ruang bakar mesin. Sebuah pipa pengembali yang terpisah digunakan untuk mengembalikan bahan bakar yang tidak terpakai kembali ke dalam fuel tank. Mechanical fuel injection pump, fuel rail pressure, fuel injection timing, dan injection duration dikontrol oleh ECM.


Fuel Tank

Fuel tank berfungsi untuk menampung bahan bakar. Bahan bakar disalurkan oleh electric fuel pump yang dipasang pada fuel tank module assembly. Fuel pump menyuplai bahan bakar menuju ke high pressure mechanical fuel injection pump. Fuel pump juga menyuplai bahan bakar ke siphon jet pump.  Siphon jet pump menghisap bahan bakar dari  secondary side fuel tank ke primary side fuel tank.



Fuel tank terbuat dari high density polyethylene dan diikat ke rangka kendaraan dengan menggunakan dua buah plat baja.

Fuel Filler Cap

Fuel filler cap mempunyai mekanisme torque limiting yang berfungsi untuk mencegah mengencangkan cap terlalu berlebihan. Putar cap ke arah kanan sampai terdengar bunyi "klik' sebagai tanda fuel filler cap sudah terpasang dengan benar.

Fuel Sender Assembly

Primary fuel tank module terletak pada sisi kanan di dalam fuel tank. Primary fuel tank module terdiri dari komponen-komponen utama berikut ini:

  • Fuel pump and reservoir assembly
  • Fuel level sensor
  • Fuel strainer
  • Jet pump
  • Fuel transfer pipe

Secondary fuel tank module terletak pada sisi kiri fuel tank. Secondary fuel tank module terdiri dari komponen-komponen utama berikut ini:

  • Fuel level sensor
  • Fuel strainer

Fuel Level Sensor

Fuel level sensor terdiri dari  float, wire float arm, dan ceramic resistor card. Posisi dari float arm menunjukkan ketingggian bahan bakar.
Fuel level sensor terdiri dari variable resistor yang nilai tahanannya akan berubah sesuai dengan perubahan ketinggian bahan bakar di dalam fuel tank.

Engine control module (ECM) mengirimkan informasi tentang jumlah bahan bakar ke instrument panel cluster. Informasi ini digunakan oleh  instrument panel fuel gauge dan low fuel warning indicator (jika dilengkapi). ECM juga memonitor informasi tentang jumlah bahan bakar untuk berbagai fungsi diagnostik lainnya.

Fuel Strainer

Fuel strainer dipasang pada bagian bawah  fuel sender. Fuel strainer terbuat dari bahan woven plastic. Fuel strainer berfungsi untuk menyaring kotoran dan sulfur. Fuel strainer bersifat self clening dan normalnya tidak memerlukan perawatan. Jika bahan bakar sampai tersumbat pada lokasi ini berarti ada kemungkinan terdapat sedimen yang tidak lazim di dalam fuel tank.

Fuel Pump


Fuel pump dipasang di dalam  primary fuel tank module reservoir. Fuel pump yang digunakan adalah electric pump. Bahan bakar dipompa ke mechanical fuel injection pump pada tekanan aliran tertentu. ECM mengontrol kerja dari electric fuel pump melalui fuel pump relay.

Fuel Injection Pump



Fuel injection pump merupakan mechanical high pressure pump. Fuel injection pump terletak pada bagaian bawah sisi kiri mesin. Bahan bakar dipompakan menuju fuel dengan tekanan tertentu. Tekanan bahan bakar diatur oleh  fuel pressure regulator yang terletak pada sisi inlet fuel injection pump, dan dikontrol secara langsung oleh engine control module (ECM). Kelebihan bahan bakar dari fuel injection pump dikembalikan ke  fuel tank melalui fuel return pipe.

Fuel Filter



Fuel filter assembly terletak pada bagian bawah mobil di depan fuel tank. Filter element menyaring partikel kotoran didalam bahan bakar yang dapat merusak fuel injection system.


Fuel Feed and Return Pipe



Fuel Feed and Return Pipe

Fuel feed pipe menyalurkan bahan bakar dari dalam  fuel tank menuju fuel filter/heater element housing. Fuel return pipe menyalurkan bahan bakar dari fuel rail kembali ke fuel tank. fuel pipe terdiri dari dua bagian:

Rear fuel pipe assembly terletak pada bagaian atas  fuel tank sampai  chassis fuel pipe. Rear fuel pipe terdiri dari pipa baja dan selang karet yang dilindungi anyaman kawat baja.

Chassis fuel pipe terletak pada bagian bawah kendaraan dan menghubungkan antara rear fuel pipe dengan  fuel rail pipe. Pipa bahan bakar ini terdiri dari pipa baja dan selang karet yang dilindungi anyaman kawat baja.


Quick-Connect Fittings


Quick-connect fittings memberikan kemudahan untuk melepaskan dan memasang komponen sistem bahan bakar. Fittings terdiri dari female connector yang unik dan compatible male pipe end. O-ring yang terdapat di dalam female connector, berfungsi untuk mencegah kebocoran bahan bakar.  Integral locking tab di dalan  female connector berfungsi untuk menahan fitting.

Fuel Pipe O-Ring

O-ring berfungsi untuk mencegah kebocoran pada  fuel system. O-ring seal Fuel system  terbuat dari material khusus sehingga ketika melakukan penggantian harus menggunakan bahan yang sama.


Fuel Rail Assembly

Fuel rail assembly dipasang pada cylinder head. Fuel rail assembly mendistribusikan bahan bakar yang bertekanan ke fuel injector melalui fuel line.

Fuel rail pressure sensor memberikan informasi ke engine control module (ECM) mengenai tekanan bahan bakar. ECM menggunakan informasi ini untuk mengontrol tekanan bahan bakar dengan mengatur fuel pressure regulator yang terlatak di bagian inlet fuel injection pump terbuka atau tertutup


Fuel Injectors and Return Lines


Fuel injector berupa solenoid yang dikontrol oleh ECM yang menyemprotkan bahan bakar ke dalam setiap silinder secara terukur. Tekanan bahan bakar dilepaskan dari bagian atas  fuel injector pintle, dan kemudian dikembalikan kembali ke fuel tank melalui fuel return lines. Perbedaan tekanan bahan bakar pada bagian atas dan bagian bawah pintle akan menyebabkan pintle terbuka. Bahan bakar dari bagian ujung fuel injector disemprotkan langsung ke dalam ruang bakar pada saat langkah kompresi.

Control function dari uel injection system menjadi kesatuan di dalam  engine control module (ECM).

=================================================================

Penyebab Bunyi Decit Pada Rem

=================================================================

Apakah yang dimaksud dengan rem berdecit itu?


Rem yang berdecit adalah gejala yang ditimbulkan oleh pergesekan antara kanvas rem dan piringan rem, getaran inilah yang kemudian ditransmisikan dalam bentuk bunyi.

Gejala ini dikenal dengan getaran yang timbul dengan sendirinya, tidak sama dengan getaran yang ditimbulkan, seperti getaran pada bodi kendaraan, dan menghasilkan getaran yang kembali pada sumbernya. Jika getaran bertambah kuat, energi yang terjadi juga membesar.



Penyebab Bunyi Decit Pada Rem

Timbulnya bunyi dan cara perambatan bunyi.

  • Bunyi berdecit pada rem bisa dibandingkan dengan gejala melolong, yang dihasilkan melalui proses berikut ini:
  • Bunyi masuk ke microphone dari speaker, dan diperbesar oleh amplifier.
  • Bunyi secara berulang-ulang keluar melalui speaker dan akhirnya menjadi bunyi yang lebih kencang dari bunyi aslinya.

Jika diterapkan pada rem, prosesnya menjadi seperti berikut ini:
Speaker: rotor
Microphone: pad
Level volume amplifier : koefesien gesek pad.
Jarak antara microphone dan speaker adalah: pengurangan bunyi. (efektivitas dari shim) 

Konstruksi Rem dan Bunyi Berdecit


Dalam kasus getaran yang ditimbulkan sendiri, satu getaran didihasilkan, lantas getaran itu diperbesar, maka getaran itu akan menjadi lebih besar. Begitu amplitudonya  bertambah besar,  untuk menghentikan getaran itu tentu saja diperlukan peredaman yang lebih besar. Dalam konstruksi rem, pad dan rotor terhubung rapat, sehingga sulit untuk meredam getarannya.

Frekuensi yang ditimbulkan

Pada kasus rem yang berdecit, frekuensi yang dibangkitkan bervariasi. Meskipun bila decitan rem pada frekuensi tertentu berkurang, decitan rem lainnya akan dibangkitkan pada frekuensi yang berbeda.

Frekuensi berbeda tergantung pada model dan sulit untuk memangkas getaran itu seperti getaran umumnya. Efektifitas pengurangan kadang-kadang muncul, tetapi kadang-kadang tidak muncul.

Hubungan antara decitan rem dan rem

Decitan rem dibangkitkan oleh gesekan antara pad dan rotor, sehingga ada korelasi antara koefisien gesek pad dan decitan rem.

Oleh karenanya, pencegahan decitan rem dan peningkatan efektifitas pengereman agak sulit didapat pada saat yang sama. Kenyataannya, bila sejumlah energi dikirim dari rotor ke dalam pad berlangsung efektif, maka decitan rem cenderung muncul.

Kondisi yang cenderung menyebabkan rem berdecit

1. Saat kendaraan ditinggalkan atau saat rem didinginkan

Decitan rem cenderung muncul dikarenakan meningkatnya koefisien gesek pad rem yang disebabkan oleh oksidasi pada rotor dan permukaan pad, atau daya serap kelembaban pad.

2. Saat rem didinginkan di bawah kondisi temperatur tinggi

Saat temperatur pad lebih besar dari 200 derajat celsius, resin di dalam pad-pad membusuk dan permukaan pad kehilangan abrasivitasnya. Saat temperatur kemudian jatuh, koefisien gesek naik. Akibatnya, decitan rem cenderung muncul.

PETUNJUK:Saat temperatur pad menjadi tinggi, cat pada sisi-sisi samping kadang memutih, membantu menentukan sejarah yang berkaitan dengan panas.

3. Saat jejak massa rotor tidak dapat dilihat

Saat serpihan-serpihan abrasif pada pad menempel pada permukaan rotor, permukaan rotor dimassakan oleh pad-pad. Saat ketidakteraturan permukaan berkurang, koefisien gesek naik. Akibatnya, decitan rem cenderung muncul.

PETUNJUK:
Tes reproduksi decitan rem
  • Laksanakan tes ini dengan mengubah gaya penekanan pedal pada jalan menurun.
  • Naikkan temperatur rem dan biarkan selama 30 menit. Lalu laksanakan tes ini.
  • Biarkan rem semalam untuk menurunkan temperatur rem. Lalu laksanakan tes ini.

Metode Pengurangan Decitan Rem

1. Pemeriksaan anti-squeal shim dan pemberian gemuk

  • Periksa terhadap pengelupasan atau lekukan pada karet di permukaan anti-squeal shim. 
  • Berikan gemuk pada grease pan dan claw anti-squeal shim. 
  • Dengan menggunakan gemuk, prosedur ini memberikan daya pelemahan dan merubah kontak antara caliper dan pad.

2. Bagian belakang piston

  • Tekan piston dari bagian belakang caliper sekali. Prosedur ini untuk memperbaiki cungkilan piston, dan kelembutan pergeseran piston untuk membantu agar stabilitas kontak  pad terjaga.

3. Pemeriksaan dan perbaikan bagian belakang pad

  • Periksa bagian belakang pad terhadap kelengkungan. Bila ditemukan ada lekukan, gerindalah bagian belakangnya.
  • Prosedur ini membantu kontak piston dan caliper claw ke pad-nya.

4. Pengikiran permukaan pad  penerima momen dan pemberian gemuk

  • Memeriksa contact truck. Jika  pad mengalami kontak tidak merata, kikir permukaannya dengan kertas amplas untuk membetulkannya sehingga posisi pad itu rata mengenai dudukan caliper.
  • Berikan gemuk pada permukaan penerima momen.
  • Prosedur ini membantu mengurangi gesekan pada permukaan penerima momen dan dapat membuat pad menjadi stabil. 
=================================================================

Halaman